Warga Minta TPA Cipeucang Ditutup, Pilar Saga: Penutupan Bisa Jadi Bencana Lingkungan
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan menyatakan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang di Serpong belum bisa ditutup meskipun banyak warga mendesak penutupan TPA tersebut.
Ia menjelaskan, penutupan
TPA Cipeucang
saat ini sangat berisiko menimbulkan bencana lingkungan bagi warga Tangsel.
“Cipeucang masih beroperasi, karena kalau ditutup itu bisa menjadi bencana lingkungan karena semua sampah saat ini dioptimalkan untuk dilakukan penataan di wilayah Cipeucang,” ujar Pilar di Gedung DPRD Tangsel, Setu, Tangsel, Selasa (9/12/2025).
Menurut Pilar, keberadaan TPA Cipeucang masih sangat dibutuhkan warga lantaran seluruh sampah di wilayah Tangsel saat ini masih bergantung di lokasi tersebut.
Maka dari itu, pihaknya tengah melakukan perbaikan sementara, di antaranya penanganan air lindi, pembangunan terasering, penguatan tebing dengan bronjong, serta peningkatan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang kerap muncul, yakni banjir yang langsung berdampak pada warga sekitar.
“Jadi infrastruktur penanganan banjirnya sekarang lagi dilakukan oleh dinas terkait termasuk Dinas Bina Marga,” kata dia.
Menurut Pilar, banjir dan longsor yang dikeluhkan warga merupakan peristiwa berulang yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus melakukan penanganan darurat meski kondisi anggaran daerah tengah mengalami efisiensi.
“Penanganan terus dilakukan, khususnya untuk warga sekitar,” imbuh dia.
Sementara itu, Pemkot Tangsel saat ini sedang menyiapkan pembebasan lahan bagi warga yang terdampak langsung dari operasional TPA Cipeucang.
Tahap pertama pada pembebasan lahan seluas 4.000 meter disebut telah selesai dilakukan, sedangkan perluasan berikutnya seluas 2,3 hektare direncanakan pada 2026.
“Bertahap kita akan melakukan pembebasan lahannya dan sudah terdata dan dianggarkan tahun ini untuk melakukan pembebasan,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga akan pembangunan Material Recovery Facility (MRF) pada 2026 dan ditargetkan dapat mengolah 50 persen sampah.
“Minimal 50 persen bisa diolah dulu di MRF sampai timbunannya tidak membludak lah seperti itu,” ucap dia.
Sebelumnya, warga yang tinggal di sekitar kawasan TPA Cipeucang mengeluhkan kondisi sampah yang terus menumpuk.
Keluhan warga pun memuncak ketika banjir merendam rumah-rumah warga di dua RT yang berdekatan dengan TPA dalam waktu belum lama ini.
Akibatnya, 12 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang diduga terjadi akibat saluran air yang tertutup tumpukan sampah.
Selain itu, kesehatan warga juga terganggu akibat paparan bau menyengat dari aktivitas TPA.
“Bau setiap hari, malam siang sama. Kalau ada pengerukan lebih parah. Saya sering banget sesak di dada,” ujar warga setempat, Agus (50) yang rumahnya berada paling dekat dengan gunungan sampah.
Oleh karena itu, warga melakukan demo di Kantor UPT Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan, dengan membawa enam tuntutan, yaitu :
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Warga Minta TPA Cipeucang Ditutup, Pilar Saga: Penutupan Bisa Jadi Bencana Lingkungan Megapolitan 9 Desember 2025

/data/photo/2025/09/29/68da814b7767f.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2023/10/03/651bcd00d46e3.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)



/data/photo/2025/12/11/693a6db352c7e.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/09/69375abbb067c.jfif?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a66456a0e6.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a1ea091788.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a5ad8489c5.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a5aaf0b73c.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)