Ulah Staf Anggota DPR Gadungan: Tipu Warga Rp 750 Juta agar Bisa Masuk Polisi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga asal Tangerang berinisial A (30) menjadi korban penipuan senilai Rp 750 juta oleh AR (31), pria yang mengaku staf anggota Komisi III DPR RI.
AR menipu A dengan modus menjanjikan korban dan empat saudaranya menjadi anggota Polri di tiga Polda berbeda.
Dalam aksinya, AR mengaku dapat “mengatur” kelulusan korban di Polda Sumatera Selatan, Polda Nusa Tenggara Timur, dan Polda Jawa Barat.
Korban yang percaya kemudian mentransfer uang total Rp 750 juta ke rekening tersangka antara Februari hingga Mei 2025.
Kapolsek Metro Tanah Abang Komisaris Haris Akhmad Basuki mengatakan, kasus ini bermula saat korban berkenalan dengan pelaku di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.
Dari situ, AR membangun kepercayaan dengan mengaku memiliki kedekatan dengan pejabat Komisi III DPR RI yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan.
Namun, hingga proses seleksi bintara Polri berakhir, tak satu pun dari empat orang yang dijanjikan lolos. Merasa tertipu, korban melapor ke Polsek Metro Tanah Abang pada 12 Oktober 2025.
Berdasarkan laporan itu, polisi menangkap AR di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dari penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dokumen mutasi rekening bank, percakapan WhatsApp, dan satu buah flashdisk berisi rekaman komunikasi antara pelaku dan korban.
“Tersangka kami amankan bersama barang bukti berupa dokumen mutasi rekening bank, percakapan WhatsApp, dan satu buah flashdisk berisi rekaman komunikasi antara pelaku dan korban,” ujar Haris.
Akibat ulahnya, tersangka dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan/atau Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan, kasus ini sebagai peringatan bagi masyarakat bahwa modus penipuan rekrutmen Polri kini semakin canggih dan lintas wilayah.
“Pelaku memanfaatkan nama besar institusi dan jabatan publik untuk meyakinkan korban. Ini bentuk penipuan yang sangat merugikan masyarakat dan harus diberantas,” kata Susatyo.
Susatyo menegaskan, tidak ada jalur khusus dalam proses seleksi anggota Polri. Proses penerimaan dilakukan secara murni, gratis, dan transparan.
“Polri bukan lembaga yang bisa dimasuki dengan imbalan finansial. Kami pastikan siapa pun yang terlibat dalam praktik ilegal seperti ini akan kami kejar dan tindak tegas,” ujar dia.
Ia juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap pihak yang menawarkan jalan pintas menjadi anggota Polri.
“Kalau ada yang menjanjikan kelulusan dengan bayaran tertentu, itu sudah pasti penipuan. Laporkan saja ke polisi,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Ulah Staf Anggota DPR Gadungan: Tipu Warga Rp 750 Juta agar Bisa Masuk Polisi Megapolitan 15 Oktober 2025
/data/photo/2025/12/06/6934140a4da58.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/6934bf4aaba5e.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/6934cc333a812.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/6934be9eb2ac9.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/6934ba41c318b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/11/18/691c333d1c999.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)