Dwikorita menekankan peningkatan suhu permukaan udara global dan nasional sebagai faktor penyebab peningkatan risiko kekeringan dan banjir. Perubahan iklim yang ekstrem, menurutnya, menyebabkan fenomena cuaca seperti kekeringan dan banjir yang semakin parah.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan, “Banjir besar yang terjadi di Jabodetabek baru-baru ini, yang sebelumnya diperkirakan sebagai banjir lima tahunan, kini menjadi peringatan bahwa perubahan iklim mengubah pola cuaca yang lebih ekstrem.”
Para ahli memprediksi, tanpa pengelolaan lingkungan yang efektif, banjir besar yang biasanya terjadi lima tahun sekali bisa saja menjadi tiga tahunan. Bahkan, ada kekhawatiran bahwa bencana serupa bisa menjadi “kenormalan baru” dan terjadi setiap tahun. Intensitasnya pun diprediksi akan setara dengan banjir lima tahunan.
Situasi ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat dan infrastruktur Jakarta. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi sangat krusial untuk mengurangi risiko bencana.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4563893/original/033021200_1693897616-Bi_Teguh_Ardi_Wijaya_Hutan_Harapan__3_.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3457538/original/038165100_1621227090-13092.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435966/original/055560100_1765125369-Wakil_Menteri_Transmigrasi_Viva_Yoga_Mauladi.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435972/original/019105800_1765126996-gubernur_sumut_rapat_dengan_prabowo_secara_daring.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435670/original/015163600_1765088641-WhatsApp_Image_2025-12-07_at_13.07.30.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429426/original/092713200_1764586226-PHOTO-2025-12-01-17-29-39__1_.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)