Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tanggal 29 November Diperingati Sebagai Hari Apa? Berikut Sederet Perayaannya!

Berdasarkan catatan Liputan6.com, Hari Kuningan merupakan hari besar bagi hari Galungan sebagai kemenangan dharma melawan adharma yang pemujaannya ditujukan kepada para Dewa dan Pitara agar turun melaksanakan pensucian serta mukti, atau menikmati sesajen-sesajen yang dipersembahkan.

Kemenangan dharma atas adharma yang telah dirayakan setiap Galungan dan Kuningan hendaknya diserap dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu, Kliwon, wuku Kuningan. Pada hari itu, mereka memasang tamiang, kolem, dan endong.

Tamiang adalah simbol senjata Dewa Wisnu karena menyerupai Cakra dan disimbolkan sebagai penolak marabahaya. Kolem adalah simbol senjata Dewa Mahadewa dan sebagai simbol tempat peristirahatan Hyang Widhi, para Dewa, dan leluhur.

Sedangkan endong adalah simbol kantong perbekalan yang dipakai oleh para Dewata dan leluhur saat berperang melawan adharma.

Endongan digunakan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. Tamiang kolem dipasang pada semua palinggih, bale, dan pelangkiran. Sedangkan endong dipasang hanya pada palinggih dan pelangkiran.

Tujuan pelaksanaan upacara kuningan ini adalah untuk memohon kesentosaan, kedirgayusan, serta perlindungan dan tuntunan lahir dan batin.

Tradisi ini merupakan simbol persembahan kepada leluhur yang sudah meninggal agar diberi tempat yang layak di alam sana. Secara niskala (tidak nyata) kita memberikan sesajen dan secara skala (nyata) kita memberikan uang sebagai bentuk nyata.

Keunikan hari raya Kuningan selain penggunaan warna kuning adalah yaitu persembahyangan harus sudah selesai sebelum pukul 12.00 siang (tengai tepet).

Sebab menurut umat Hindu, persembahan dan persembahyangan setelah pukul 12.00 hanya akan diterima Bhuta dan Kala karena para Dewata semuanya telah kembali ke Kahyangan.