Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tak Diangkut Hampir Sepekan, Ini Penyebab Sampah Numpuk di Ciputat dan Serpong Megapolitan 14 Desember 2025

Tak Diangkut Hampir Sepekan, Ini Penyebab Sampah Numpuk di Ciputat dan Serpong
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Pengangkutan sampah di sejumlah titik di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tersendat selama hampir sepekan.
Salah satunya sampah di kolong
flyover
Ciputat, Jalan Ir H Juanda, Kota Tangerang Selatan, belum diangkut selama hampir satu minggu.
Pemilik warung makan yang berada tepat di seberang
tumpukan sampah
, Agus Warsojeniawan (57), menyebut, sampah mulai menumpuk sejak tujuh hari lalu.
Padahal, sebelumnya sampah di lokasi itu rutin diangkut setiap pagi.
“Sudah hampir satu minggu ini sampah enggak diangkat. Biasanya tiap pagi diangkut, sekarang enggak sama sekali, makanya numpuknya luar biasa,” kata Agus saat ditemui
Kompas.com
di lokasi, Minggu (14/12/2025).
Agus menduga keterlambatan pengangkutan sampah berkaitan dengan terganggunya operasional tempat pembuangan akhir (TPA).
Dari informasi yang ia dengar, TPA Cipeucang sebagai lokasi pembuangan akhir
sampah di Tangsel
sedang ditutup.
“Kalau yang saya dengar katanya TPA Cipeucang ditutup. Informasinya begitu, jadi sampah-sampah ini akhirnya enggak keangkut,” jelas dia.
Selain tidak diangkut, tumpukan sampah terus bertambah karena masih ada warga yang membuang sampah di lokasi tersebut, terutama pada malam hari.
Aktivitas pembuangan sampah biasanya terjadi pada malam hingga pagi hari.
“Masih banyak yang buang, ada warga sekitar, ada juga orang-orang naik motor. Biasanya habis Maghrib sampai pagi,” kata dia.
Menurut Agus, sebelum kondisi darurat seperti sekarang, sampah di kolong
flyover
itu sempat dikelola dengan sistem penampungan sementara dan pengangkutan rutin.
Namun, ketika pengangkutan terhenti, lokasi tersebut kembali menjadi tempat pembuangan liar.
“Dulu kan ada bak truk
standby.
Sore sampai pagi masih bersih karena pagi diangkut lagi. Sekarang enggak ada, jadi menumpuk terus,” jelas Agus.
Tumpukan sampah yang tak diangkut berhari-hari juga terjadi di Serpong, Tangsel.
Salah satu pedagang tas dan sepatu, Agus (45), menyebut tumpukan sampah itu sudah berada di lokasi sekitar tujuh hari tanpa ada pengangkutan.
“Ini sampah sudah ada kurang lebih tujuh hari,” kata Agus saat ditemui di lokasi, Minggu.
Menurut Agus, hingga kini belum ada tindakan nyata berupa pengangkutan sampah.
Pasalnya, sampah hanya dibiarkan menumpuk, sehingga bau menyengat semakin terasa, terutama pada siang hari.
“Iya sangat mengganggu sekali, terutama baunya benar-benar sangat menyengat. Kita takutnya ini ganggu kesehatan,” kata dia.
Agus menduga keterlambatan pengangkutan sampah karena TPA Cipeucang ditutup sementara.
Maka dari itu, dia berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan tersebut.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mengakui sampah di wilayahnya sempat tidak tertangani optimal dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi itu disebabkan oleh proses perbaikan di TPA Cipeucang.
“TPA cipeucang sedang dalam tahap perbaikan dan penataan konstruksi dan timbunan sampahnya, sehingga memang dalam beberapa hari belakangan sampah tidak dapat masuk dulu,” ujar Benyamin Davnie saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu.
Perbaikan saat ini difokuskan pada
landfill
3 di TPA Cipeucang. Setelah proses tersebut rampung, area landfill kembali bisa menampung sampah dari seluruh wilayah Tangsel.
“Cipeucang
landfill
3 yang sedang dalam perbaikan dan mah bisa nampung sampah, bulan ini akan selesai perbaikannya,” jelas dia.
Meskipun begitu, Benyamin memastikan, pihaknya tetap mengupayakan solusi jangka pendek dengan mengajukan pemanfaatan fasilitas pengolahan sampah di luar daerah.
“PSEL sudah kita ajukan peminatannya dan masih menunggu tahap berikutnya dari KLH,” ucap Benyamin.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.