GELORA.CO – Langkah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjanjikan pemasangan internet satelit Starlink saat meninjau lokasi bencana di Gayo Lues, Aceh, berbuntut kritik tajam.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menilai aksi menebar janji di lokasi pengungsian sudah tidak relevan dengan kebutuhan darurat warga.
Melalui unggahan di akun X miliknya, Susi menegaskan bahwa sebagai pejabat negara, Gibran seharusnya hadir dengan solusi nyata yang langsung bisa dioperasikan tanpa perlu banyak bertanya.
“Seharusnya anda bisa datang dengan pesawat anda bawa Starlink 10, genset kecil 10 dan semuanya bisa langsung pasang. Tidak perlu tanya-tanya. Bawa lebih pun bisa,” tulis Susi Pudjiastuti, Kamis (18/12/2025).
Tokoh Publik Ikut Menyentil: Antara Bantuan dan Konten
Kritik Susi tersebut memicu reaksi berantai dari sejumlah tokoh publik. Jurnalis investigasi Dandhy Laksono menyindir aktivitas tersebut dengan menyebutnya sebagai bagian dari pencitraan.
“Niatnya memang ngonten kampanye,” tulisnya singkat.
Bahkan, Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi juga ikut menimpali. Ia menilai jumlah Starlink yang disebut Susi justru terlalu kecil jika dibandingkan dengan kapasitas seorang wakil presiden.
“Kalau 10 itu kelasnya Drone Emprit, Bu. Kelas wapres bisa lah 100 Starlink,” timpal Ismail Fahmi.
Kronologi Janji Starlink di Posko Pengungsian
Sebelumnya, saat mengunjungi Posko Pengungsian BLK Blangkejeren, Aceh, Rabu (17/12/2025), Gibran sempat berdialog dengan warga mengenai kendala komunikasi pasca-bencana.
Ketika warga serentak menjawab sinyal seluler masih buruk, Gibran pun melontarkan janji.
“Nanti kita segera pasangkan Starlink ya biar bisa segera menghubungi teman-teman, saudaranya di tempat lain. Internetnya belum jalan ya? Kita segerakan ya,” ujar Gibran di hadapan para pengungsi.
Selain internet, Gibran juga menjanjikan percepatan perbaikan infrastruktur seperti jembatan, pasokan BBM, dan listrik.
Ia juga memberikan arahan kepada Bupati Gayo Lues agar memprioritaskan kebutuhan dasar pengungsi, terutama lansia, anak-anak, balita, dan ibu hamil.
Meskipun Gibran menekankan bahwa kedatangannya adalah untuk memastikan kelancaran logistik atas perintah Presiden, publik justru lebih menyoroti efektivitas penyerahan bantuan secara langsung dibandingkan janji “segera” di tengah kondisi darurat.


/data/photo/2025/12/15/693f951cd6075.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2023/11/09/654c1da845fca.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a92e747252.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)





