Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Studi Baru Ungkap ‘Racun Abadi’ di Rumah Tangga Picu Lonjakan Kematian Bayi

Abadikini.com, JAKARTA – Produk rumah tangga yang tampak aman mulai dari wajan antilengket hingga kemasan makanan—ternyata dapat menyembunyikan ancaman kimia berbahaya. Studi terbaru yang dilansir New York Post, Jumat (12/12/2025) mengungkap bukti kuat bahwa paparan Per- and Polyfluoroalkyl Substances (PFAS) berhubungan langsung dengan meningkatnya risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga kematian bayi.

Penelitian tersebut menelusuri data ribuan perempuan di New Hampshire yang tanpa sadar mengonsumsi air dari sumur-sumur di hilir 41 lokasi tercemar PFAS. Ketika dibandingkan dengan kelompok yang tinggal di wilayah hulu, hasilnya menunjukkan perbedaan mencolok.

Dari analisis lebih dari 11.000 kelahiran, tim peneliti menemukan lonjakan signifikan kasus kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan rendah. Yang paling mengkhawatirkan, tingkat kematian bayi meningkat hingga tiga kali lipat di kalangan ibu yang terpapar air terkontaminasi PFOA dan PFOS—dua jenis PFAS yang dikenal tidak mudah terurai dan dapat bertahan di lingkungan selama puluhan tahun. Angka kematian bayi pada kelompok ini tercatat 191 persen lebih tinggi dibandingkan kelompok pembanding, sementara risiko kelahiran prematur meningkat 20 persen, dan bayi berbobot rendah naik hingga 43 persen.

Kate Hoffman, profesor riset di Universitas Duke, menilai metode penelitian tersebut “memberikan bukti sangat kuat tentang efek kausal, bukan sekadar korelasi.”
PFAS, yang sering disebut sebagai forever chemicals, tidak hanya mencemari air, tanah, dan udara, tetapi juga menumpuk secara permanen tanpa bisa terurai. Berbagai studi sebelumnya telah menghubungkan paparan PFAS sejak dalam kandungan dengan pelemahan sistem imun bayi, peningkatan alergi, hingga gangguan autoimun.

Para ahli menyarankan masyarakat yang khawatir terhadap kualitas air rumah tangga untuk memasang filter bersertifikasi dan melakukan perawatan berkala, atau beralih ke sumber air yang lebih aman.