Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

SPPG Palmerah Manfaatkan Medsos untuk Transparansi Penyajian MBG Megapolitan 3 Oktober 2025

SPPG Palmerah Manfaatkan Medsos untuk Transparansi Penyajian MBG
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta Barat, melakukan transparansi penyajian program Makanan Bergizi Gratis (MBG) melalui media sosial.
Kompas.com mengamati akun Instagram resmi @sppg_palmerah. Dalam bio, akun itu memperkenalkan diri sebagai “Penyedia Gizi untuk Pelindung Bangsa” dengan misi menyediakan “Makan Bergizi Gratis, Menuju Indonesia Emas 2045.”
Akun yang terhubung dengan @badangizinasionaal.ri (Badan Gizi Nasional) ini memiliki 53 unggahan, 445 pengikut, dan mengikuti 15 akun lainnya.
Dari galeri unggahan, terlihat bagaimana SPPG Palmerah menampilkan foto-foto menu harian yang tersaji di wadah logam bersekat.
Isinya beragam, mulai dari nasi, lauk pauk (ayam goreng, daging teriyaki, bakso), sayuran (wortel, buncis, jagung), hingga buah-buahan seperti pisang atau jeruk.
Beberapa unggahan lain memperlihatkan proses persiapan makanan dengan standar higienis, termasuk penggunaan sarung tangan plastik oleh petugas.
Ada juga momen personal seperti gestur tangan berbentuk hati, serta unggahan surat cinta yang berisi pesan anak-anak bertuliskan “Besok menu apa ya?”
Unggahan bertanda “MENU TODAY” menjadi ciri khas akun tersebut, mempertegas bahwa fokus utama Instagram ini adalah keterbukaan informasi tentang sajian gizi yang diberikan setiap hari.
Kepala SPPG Palmerah, Saiful Arifin mengatakan, media sosial menjadi bagian dari strategi membangun kepercayaan orangtua murid terhadap program MBG.
“Orang tua bisa lihat langsung menu apa yang kami sajikan hari itu. Jadi ada transparansi, bahwa makanan yang diterima anak-anak sesuai dengan standar gizi yang sudah ditetapkan,” kata Saiful kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, Instagram memang bisa menjadi wadah komunikasi, meski untuk permintaan menu mayoritas masih disampaikan siswa melalui catatan kecil yang dititipkan di ompreng.
“Kami catat permintaan itu, lalu dibahas bersama ahli gizi (AG) dan ahli kuliner (AK). Kalau memenuhi standar, baru bisa masuk ke jadwal menu. Jadi Instagram lebih jadi ruang transparansi, sementara request masih banyak lewat surat cinta anak-anak,” ujar dia.
Kepala SD Borunawati II, Untung Suripto, salah satu sekolah penerima MBG, membenarkan manfaat media sosial SPPG Palmerah sebagai sarana komunikasi tambahan.
“Kadang ada anak-anak yang request lewat guru, lalu kami teruskan ke SPPG. Ada juga link yang dibagikan ke anak-anak untuk menyampaikan keinginan menu tertentu. Misalnya, ada yang minta burger, seminggu sekali bisa diberikan,” ujar Untung.
Namun, ia menegaskan tidak semua permintaan bisa dipenuhi.
“Kalau ada yang tidak suka menu tertentu, ya mau bagaimana lagi. Kita tidak bisa memaksa SPPG mengganti sesuai selera, karena tetap ada standar gizi yang harus dipenuhi,” kata dia.
Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial bukan sekadar etalase menu, tetapi juga jembatan komunikasi antara penyedia gizi, sekolah, orang tua, dan siswa.
Transparansi lewat Instagram membuat publik bisa melihat proses dan hasil kerja dapur SPPG setiap hari.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.