Sopir Truk Sampah Terjebak Antrean 6 Jam di TPST Bantargebang Setiap Hari
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sopir truk pengangkut sampah dari Jakarta ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menghabiskan waktu lebih dari enam jam hanya untuk antre bongkar muat sampah setiap harinya.
Sebelumnya, mereka juga harus menjemput sampah dari pagi buta selama kurang lebih lima jam.
“Dari pagi jam 05.00 WIB, lintas kecamatan sampai jam 10, jam 11, buang satu jam perjalanan. Di sana ngantre lagi 7-8 jam. Balik lagi ke sini,” kata seorang
sopir truk sampah
, Fauzan (bukan nama sebenarnya), saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (7/12/2025).
Fauzan menyebutkan jam kerja ini melebihi waktu yang ditetapkan dalam kontrak mereka sebagai anggota penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) yang seharusnya delapan jam.
“Sedangkan di kontrak kami kan tertulis hanya 8 jam. Kami ini kontrak. Para pengemudi ini rata-rata semua kontrak PJLP,” kata dia.
Lamanya jam kerja ini disebabkan oleh kondisi
TPST Bantargebang
yang dinilai sudah tidak layak menampung sampah Jakarta.
Zona pembuangan yang padat membuat permukaan jalan tertekan dan tidak rata, serta area zona buangan menjadi tidak stabil.
“Titik buang atau yang disebut zona buang ini juga sudah tidak memadai. Ya kalau kita bicara secara gambaran untuk TPST kan
Bantargebang
itu sudah tidak layak untuk menampung semua sampah Jakarta,” tutur Fauzan.
Selain itu, faktor cuaca memperlambat proses pembuangan, sementara truk sampah terus silih berganti masuk ke TPST.
“Sehingga kendaraan yang datang kan setiap 10 menit datang, sedangkan yang dibongkar ini lama. Itu salah satunya faktor cuaca, faktor kondisi jalan juga faktor kondisi zona buangnya,” jelas Fauzan.
Setiap hari, sekitar 7.000 ton sampah warga Jakarta diangkut ke Bantargebang, namun 1.000 hingga 2.000 ton baru bisa diolah menjadi kompos dalam kurun waktu berbulan-bulan.
“Sedangkan ini (sampah masuk) tiap hari, jadi jomplang antara yang masuk sama yang terolah makanya akhirnya permasalahan di titik zona itu,” ujar Fauzan.
Kondisi jalan menuju Zona 4 bahkan terdorong ke atas oleh gunungan sampah yang terus ditekan ke bawah. Sopir truk mengaku kendaraan sering terguling karena permukaan jalan yang labil.
“Karena jalan itu bukannya coran, jadi emang permukaannya sangat labil sebenarnya. Makanya kalau hujan itu udah enggak bisa nanjak mobil itu kebalik ya. Makanya sering mobil itu kebalik,” kata sopir truk lain, Candra.
Akibat lamanya waktu tunggu, penjemputan sampah, serta pengembalian unit truk ke pos, seorang sopir truk, Yudi (51), meninggal dunia.
Selama tiga hari berturut-turut, Yudi mengantre di TPST Bantargebang selama delapan jam dan tidak pulang ke rumahnya demi memangkas waktu perjalanan.
Setelah selesai mengantar sampah pada Kamis (4/12/2025) pukul 19.04 WIB, Yudi beristirahat di warung nasi di seberang pom bensin.
Satu jam sebelum berangkat kerja lagi, ia kejang-kejang dan dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Dokter menyebut penyebab kematian Yudi adalah masalah pada jantung.
“Jadi itu dia akumulasi kelelahan karena waktu kerjanya bisa lebih dari yang dikontrakkan 8 jam,” kata Fauzan.
“Kalau kami orang awam bilangnya itu angin duduk. Asam lambung naik, pernapasan terganggu, yang memicu kerja jantung jadi enggak normal,” jelas dia.
Fauzan berharap pemerintah menyediakan tempat istirahat khusus untuk sopir truk yang dilengkapi pusat pemeriksaan kesehatan, agar sopir yang sedang kurang sehat dapat beristirahat dan menerima penanganan medis.
“Jadi harap-harap saya, Bantargebang ini menyediakan tempat istirahat yang layak buat sopir-sopir yang memang sudah terkuras tenaganya di lokasi tugas,” ujar Fauzan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sopir Truk Sampah Terjebak Antrean 6 Jam di TPST Bantargebang Setiap Hari Megapolitan 7 Desember 2025
/data/photo/2025/12/07/693581fea511c.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/69357078c15a7.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/69355bdf95237.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2024/06/28/667dee7dadf04.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/07/693557fbbc4b0.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)