Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Solusi Kuat dan Ramah Lingkungan

Liputan6.com, Jakarta – Dunia industri manufaktur dan rekayasa material modern saat ini tengah dihadapkan pada sebuah paradoks yang menantang.

Di satu sisi, terdapat kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengembangkan material komposit serat karbon (carbon fiber composites) yang memiliki kekuatan superior untuk berbagai aplikasi berat.

Namun di sisi lain, industri dituntut untuk mematuhi standar keberlanjutan global yang ketat, menekan biaya produksi, serta meminimalkan jejak karbon. 

Dilansir dari www.unair.co pada Senin (22/12/2025), penambahan material pengisi (filler) untuk memperkuat komposit sering kali berdampak pada kenaikan biaya atau justru menambah beban polusi lingkungan. 

Riset ini mengeksplorasi potensi besar biochar arang hayati yang dihasilkan dari proses termokimia sebagai material pengisi yang berkelanjutan dalam matriks epoksi komposit serat karbon. 

Sisik ikan yang selama ini hanya dianggap sebagai sampah organik dan mencemari lingkungan, diolah melalui proses pirolisis untuk menghasilkan karbon murni yang stabil.

Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk sekadar mendaur ulang limbah, tetapi secara spesifik dirancang untuk meningkatkan performa komposit dalam aplikasi bertekanan tinggi (high-stress applications).

Langkah ini merepresentasikan pergeseran paradigma dalam ilmu material, di mana bahan organik sisa dapat disubstitusi menjadi komponen teknologi tinggi.

Dengan mengintegrasikan biochar sisik ikan, para peneliti berupaya menciptakan material hibrida yang tidak hanya lebih kokoh dan ringan, tetapi juga secara langsung mendukung strategi waste-to-value yang krusial bagi masa depan ekonomi sirkular dan kelestarian ekosistem global.

Kisah inspiratif dibagikan oleh Bripda Ananda Rafi. Disebutkan Ananda Rafi dulunya sempat dihina lantaran berprofesi sebagai penjual ikan cupang.