Saat 5 Kg Buah Naga Jadi Tanda Cinta untuk Keluarga di Kampung Halaman…
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Hujan turun rintik-rintik di
Pelabuhan Tanjung Wangi
, Banyuwangi, Jawa Timur, saat ratusan orang tengah antre untuk naik kapal Sabuk Nusantara 91 tujuan Pulau
Sapeken
, Madura.
Mereka adalah penumpang kapal yang mengikuti program
mudik gratis
Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura. Salah satunya
Aziz
.
Pria 28 tahun itu berangkat dari Gianyar, Bali, bersama 17 rekannya yang akan menumpang kapal perintis menuju kampung halamannya di Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura.
Dia dengan tenang menunggu antrean ratusan orang yang satu per satu naik ke kapal perintis yang melayani rute Sapeken, Pagerungan Besar, Kangean, Saputih, dan Kalianget.
“Dapat informasi (mudik gratis) dari internet, sudah dua malam di sini,” kata bapak satu anak itu.
Ia bersama istrinya menginap di ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Wangi untuk memastikan tak ketinggalan jadwal kapal, sekaligus menyiapkan diri untuk melakukan perjalanan selama 12 jam ke Sapeken.
Beruntungnya, petugas yang ada pun memahami dan mempersilakan Aziz dan keluarganya beristirahat dengan nyaman.
Karena dari Sapeken pun, Aziz masih harus menempuh perjalanan menaiki perahu kecil berbayar Rp 10.000 untuk menuju desanya dan bertemu keluarga.
Untuk perjalanan mudiknya, Aziz yang bersama istri dan satu anaknya membawa dua tas besar, tiga kardus, dan dua keresek buah-buahan.
Selain membawa baju-baju dan keperluan selama di kampung halaman, ia juga membawa banyak oleh-oleh, di antaranya buah-buahan.
“Saya bawa buah naga lima kilogram untuk keluarga,” ujarnya.
Aziz mengatakan, buah naga tersebut menjadi oleh-oleh yang dibawanya sebab buah berwarna merah muda itu tak tumbuh mudah di sana, sementara orangtua Aziz sangat menyukainya.
Dia pun membelikan buah naga di Banyuwangi untuk dibawa ke Sapeken, sebagai buah tangan untuk menyenangkan hati keluarga.
“Di sana tidak ada yang jual, kalau di sini tadi saya beli 3 kilogramnya Rp 20.000,” katanya.
Diceritakan Aziz, dia baru pertama kali mengikuti mudik gratis setelah tak pulang lebih dari 7 bulan dan akan kembali merantau ke Bali setelah Lebaran usai.
Meski waktu yang dimiliki cukup singkat, Aziz mengaku akan menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya bersama keluarga untuk mengisi celengan rindu yang sudah mulai kosong.
“Kembali lagi setelah Lebaran. Sementara hening dulu sebelum ketemu keramaian Bali lagi,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Saat 5 Kg Buah Naga Jadi Tanda Cinta untuk Keluarga di Kampung Halaman… Regional 25 Maret 2025
/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340d46b04da.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2013/05/20/1108584-bil--inspeksi-mendadak--780x390.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/05/6932c987197cb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)