Puluhan Tahun Jalan Karet Pasar Baru Berdebu karena Tak Diaspal, Warga Kerap Alami Batuk
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Warga
Kampung Karet Pasar Baru
1, Karet, Jakarta Pusat telah puluhan tahun hidup berdampingan dengan
Jalan Karet Pasar Baru
Barat yang masih berupa tanah.
Ruas sepanjang sekitar 800 meter di samping Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak itu tak kunjung mendapatkan fasilitas aspal, sehingga menimbulkan debu saat kemarau dan becek ketika musim hujan.
Salah satu warga, Sobari (55), mengatakan kondisi jalan tanah itu sudah berlangsung sejak lama. Saat kemarau, debu sering masuk ke rumah, sementara ketika hujan jalan berubah menjadi lumpur.
“Lalu kalau musim hujan becek. Tapi itu sudah puluhan tahun kami alami dan warga sudah terbiasa. Dari pihak RT, RW dan kecamatan sudah sering mengajukan perbaikan ke pemerintah kota,” tutur Sobari.
Ia menambahkan, warga baru mendapatkan kabar baik pada pertengahan November setelah
Wali Kota Jakarta Pusat
mengunjungi lokasi tersebut.
“Hanya saja baru tahun ini berhasil mendapatkan perhatian. Mungkin karena pengaruh ketersediaan anggaran juga ya. Kemarin sudah dikunjungi Pak Wali, pas pertengahan November lalu,” katanya.
Kondisi jalan membuat warga yang tinggal persis di tepi Jalan Karet Pasar Baru Barat rentan mengalami gangguan pernapasan.
“Ya kalau batuk-batuk sering. Tapi karena sudah terbiasa, mungkin warga sudah tidak terlalu memikirkannya,” ujar Sobari.
Dari kunjungan Wali Kota Jakarta Pusat Arifin beberapa waktu lalu, pihak RT sudah memberi kabar bahwa jalan di kampung mereka akan segera diaspal. Sobari berharap rencana pengaspalan bisa segera direalisasikan karena ruas yang perlu ditangani tak sampai satu kilometer.
Selain untuk warga, jalan tersebut juga merupakan akses utama peziarah yang akan menuju TPU Karet Bivak. Jika jalan sudah diaspal, nantinya kendaraan pengunjung bisa lebih mudah saat akan parkir.
“Kami berharap ya nanti lebih rapi jalannya. Orang tetap bisa berjualan dan pengunjung makam bisa lewat samping sini kalau berziarah,” katanya.
“Kalau untuk warga sekitar ya supaya lebih sehat, tidak batuk-batuk karena debu masuk rumah. Kalau musim hujan kita repot becek-becek lagi. Kayaknya kalau di (Jakarta) Pusat ini kan cuma di kampung sini yang jalannya tanah begini,” tuturnya.
Warga lainnya, Khalifa (55), sudah berjualan di area tersebut sejak 1990. Ia menjelaskan, Jalan Karet Pasar Baru Barat sebelumnya merupakan lahan bekas pemakaman yang dipugar pada 1993 dan tidak pernah diaspal hingga kini.
“Memang jalannya tanah seperti ini. Kalau hujan becek, kalau musim kemarau debunya banyak,” tutur Khalifa.
Ia membenarkan, Wali Kota Jakarta Pusat sudah mengecek lokasi tersebut. Informasi yang ia terima, perbaikan jalan dipastikan akan dilakukan.
“Tapi belum tahu kapan perbaikannya. Hanya sudah ada alat berat di sini. Ada truk-truk juga antar material,” katanya.
Ia pun berharap perbaikan jalan cepat direalisasikan karena sudah masuk musim hujan. Terlebih di lokasi tersebut ada satu sekolah dasar (SD), yakni SDN Karet Tengsin 13 Pagi dan satu sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 38 yang saling berdampingan.
“Anak sekolah kasihan kalau pas hujan. Sudah hujan, lewat jalannya susah karena tanah semua dan becek,” tuturnya.
Khalifa berharap perbaikan tidak menghambat kegiatan ekonomi warga.
“Harapan kita ya tetap boleh dagang, lalu kalau sudah selesai dibangun, tetap boleh dagang di sini,” ujar dia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memastikan pengaspalan akan segera dilakukan. Kepala Pusdatin Bina Marga Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Siti Dinarwenny, menjelaskan saat ini pihaknya tengah menyiapkan lahan dan melakukan penanganan sementara menggunakan bahan
rap
.
“Pekerjaan ini dilaksanakan bersama dengan Unit Alkal Dinas Bina Marga. Ke depannya, konstruksi jalan tersebut akan dilapis dengan material aspal agar aksesibilitas dan kenyamanan masyarakat dapat semakin optimal,” ujar Wenny saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (29/11/2025).
Bahan
rap
merupakan material daur ulang perkerasan aspal yang digunakan kembali sebagai campuran aspal baru. Wenny menargetkan pematangan lahan dan penanganan awal ini dapat selesai sebelum akhir 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Puluhan Tahun Jalan Karet Pasar Baru Berdebu karena Tak Diaspal, Warga Kerap Alami Batuk Megapolitan 29 November 2025
/data/photo/2025/11/28/692960aa0ff02.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/11/01/69059ead07126.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/11/28/6929609e5bd37.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418500/original/041646200_1763620464-Materi_2_dan_3__3_.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2017/12/20/1716285305.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2023/11/08/654b347a94825.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/05/693239b871628.jfif?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2021/12/05/61acdd2a73645.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/11/02/690767c45d7f1.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/03/28/67e5f5cd725f8.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)