Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Protes Warga Buahkan Hasil, Kegiatan RDF Rorotan Dihentikan Megapolitan 23 Maret 2025

Protes Warga Buahkan Hasil, Kegiatan RDF Rorotan Dihentikan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Aktivitas Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, resmi dihentikan setelah ramai diprotes warga.
Pada Jumat (21/3/2025), ratusan warga dari Rorotan, Cakung, hingga Bekasi melakukan aksi untuk meminta penutupan aktivitas
RDF Rorotan
.
Alasan mereka, RDF Rorotan lebih memberikan dampak buruk ketimbang dampak baiknya.
Pasalnya, uji coba pengelolaan sampah yang dilakukan di RDF menimbulkan bau busuk dan polusi asap hitam yang menyebar ke perumahan warga.
Bahkan, ada sekitar 11 anak terkena ISPA dan tiganya lagi mengalami infeksi mata akibat RDF Rorotan.
Greenpeace Indonesia
bahkan menilai aktivitas RDF Rorotan hanyalah solusi palsu.
Pasalnya, RDF justru menimbulkan masalah baru ketimbang menyelesaikan permasalahan sampah di Jakarta.
“Selain tidak menyelesaikan akar masalah, proses RDF juga menghasilkan polusi udara yang signifikan, yang semakin memperburuk kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ujar Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, dalam keterangannya, Sabtu (22/3/2025).
Terpisah, Juru Kampanye Isu Plastik dan Perkotaan Greenpeace Indonesia, Ibar Akbar, menyebut bahwa pengolahan sampah melalui RDF dapat mengandung 50 persen limbah plastik campuran.
Hal itu menyebabkan pencemaran udara saat dibakar, karena plastik dapat melepaskan zat berbahaya ke udara.
Oleh karenanya, dia menilai, RDF bukanlah solusi yang baik dalam mengurangi sampah, melainkan memperburuk lingkungan di Rorotan.
“Pemerintah selalu mengandalkan teknologi mahal tanpa fokus pada pengurangan sampah dari sumbernya. Ini bukan solusi nyata dan justru memperburuk dampak lingkungan,” kata Ibar Akbar.
Menurut Greenpeace, akar masalah dari bau menyengat di RDF Rorotan adalah sampah yang tidak terpilah dan dikelola dalam kondisi kotor.
Selain itu, proyek RDF dinilai kurang transparan dan minim partisipasi warga.
Greenpeace mendorong pemerintah agar beralih ke solusi berkelanjutan, mulai dari pemilahan sampah dari sumber hingga penguatan regulasi pengurangan plastik sekali pakai. “Pemerintah harus serius dalam menerapkan sistem guna ulang (reuse) dan kebijakan pengurangan sampah dari hulu,” jelas dia.
RDF Rorotan akhirnya sepakat untuk menutup aktivitas mereka sesuai hasil MoU warga dengan pengelola RDF Jakarta.
Ada tujuh pihak yang dilibatkan dalam tanda tangan MoU ini, yaitu Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu DLH Jakarta, Agung Pujo Winarko; KSO Wika Jaya Konstruksi, Angga Bagus Ari Wijaya; dan Dewan Kota Jakarta Utara, Epriyanto.
Empat lainnya adalah perwakilan warga Cluster Shinano JGC Cakung Timur, perwakilan warga Harapan Indah Kabupaten Bekasi, dan dua perwakilan warga Desa Pusaka Rakyat Kabupaten Bekasi.
“Pengelola RDF menghentikan kegiatan pengelolaan sampah di
RDF Plant Jakarta
. Pengelola juga akan mengeluarkan sampah dan produk RDF dari RDF Plant Jakarta paling lambat, Senin, 24 Maret 2025,” bunyi poin kesepakatan pertama.
Kedua, KSO Wika – Jaya Konstruksi sebagai pengelola RDF akan memperbaiki sistem pengendalian bau dan asap, yang saat ini masih dalam tahap perhitungan.
Ketiga, Dinas Lingkungan Hidup menjamin tidak akan ada peresmian RDF Plant sampai perbaikan pengendalian bau dan asap diselesaikan.
Keempat, perwakilan warga akan dilibatkan saat proses uji coba mendatang.
Kelima, tahapan uji coba selanjutnya adalah uji coba tanpa beban sampah, uji coba dengan beban bertahap, dan uji coba dengan kapasitas penuh.
Keenam, Dinas Lingkungan Hidup menyatakan bahwa truk pengangkut sampah yang digunakan adalah truk compactor.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.