Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pramono Minta Anak Buahnya Lacak Akun Medsos Penggerak Tawuran Pelajar Megapolitan 26 September 2025

Pramono Minta Anak Buahnya Lacak Akun Medsos Penggerak Tawuran Pelajar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan akan meminta Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) untuk melacak akun media sosial yang diduga menjadi penggerak aksi tawuran pelajar di Ibu Kota.
“Kalau memang ada akun itu, nanti saya minta Kepala Dinas Kominfo, Pak Budi, untuk melacak dan melaporkan akun itu,” ujar Pramono saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/9/2025).
Pramono menduga sebagian akun media sosial tersebut dibuat hanya untuk kepentingan konten, bukan semata-mata mencerminkan kondisi nyata di lapangan.
“Kalau memang ada, itu pasti tujuannya untuk dibuat konten. Jadi, enggak semuanya anak-anak murni ingin tawuran, tapi ada yang memanfaatkan,” katanya.
Pernyataan Pramono menanggapi kekhawatiran Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina.
Dalam rapat Pansus di Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (23/9/2025), Elva menyebut fenomena tawuran pelajar semakin mengkhawatirkan.
Ia menyinggung hasil pengakuan para siswa yang ditemui dalam forum OSIS. Berdasarkan pengakuan siswa, 30–40 persen pelajar di beberapa sekolah terlibat tawuran.
“Bahkan ada unggahan anak-anak berseragam membawa parang dan celurit,” kata Elva dikutip dari laman resmi
dprd-dkijakartaprov.go.id
, Kamis (25/9/2025).
Elva menambahkan, dalam sepekan terakhir puluhan siswa di Jakarta telah dikeluarkan dari sekolah karena terbukti terlibat tawuran.
Ia juga menyoroti keberadaan akun Instagram bernama Chaptoen (Chat Tawuran) yang digunakan untuk mengorganisasi aksi tawuran pelajar.
“Akun ini sangat terstruktur, punya cabang di berbagai wilayah Jakarta, bahkan melibatkan alumni,” ungkap Elva.
Selain itu, ia mengingatkan munculnya praktik “gladiator”, yakni memaksa pelajar berkelahi. Jika menolak, siswa justru menjadi korban pemukulan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.