Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Penipuan WO Ayu Puspita: Kala Hari Bahagia Berubah Menjadi Malapetaka Megapolitan 9 Desember 2025

Penipuan WO Ayu Puspita: Kala Hari Bahagia Berubah Menjadi Malapetaka
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Hari pernikahan yang seharusnya menjadi momen paling membahagiakan bagi Reza Sulistyanto justru berubah menjadi kekacauan.
Beberapa jam sebelum akad nikahnya digelar, Minggu (7/12/2025), Reza mendapat telepon dari admin
wedding organizer
(WO)
Ayu Puspita
, pemberi layanan yang telah ia percaya selama berbulan-bulan.
“Pas ditelepon, tiba-tiba dia nangis-nangis,” ujar Reza saat menceritakan momen itu ke
Kompas.com
, Senin (8/12/2025).
Ia tak menyangka kabar itu akan menjadi awal dari keruwetan pernikahannya.
Admin itu mengatakan katering untuk acara lain yang ditangani WO tidak datang, dan ia sedang “dikejar-kejar” keluarga klien lain.
Reza langsung menanyakan nasib acara akadnya keesokan hari.
“Dia bilang, ‘Kakak punya backup plan enggak?’. Ya secara pribadi, bayangin jam 10 malam, ditanya punya backup plan enggak? Ya enggak ada-lah sama sekali,” katanya.
Reza mulai memahami masalah setelah bertanya langsung kepada pihak venue.
Ia mendapati bahwa sebagian besar pembayaran belum dilakukan oleh WO, meski dirinya sudah melunasi total biaya paket.
“Harga venue Rp 55 juta. Yang baru dibayar WO cuma Rp 5,5 juta,” ujarnya.
Agar akad tetap berjalan, Reza akhirnya melunasi sendiri kekurangan pembayaran gedung.
Ia menambahkan sekitar Rp 1,5 juta untuk venue, membeli makanan dari restoran cepat saji sekitar Rp 4,5 juta, dan menutupi kebutuhan dekorasi seadanya dengan biaya tambahan Rp 1,5 juta lagi.
Beruntungnya, acara akadnya tetap berjalan meski ia harus mengurus acara tersebut sendirian.
Reza menegaskan tidak tertarik dengan opsi penjadwalan ulang yang mungkin ditawarkan pihak WO.
Ia dan keluarganya hanya menginginkan pertanggungjawaban Ayu Puspita, termasuk pengembalian dana beserta kerugian lain yang telah dialami.
Ia pun meminta pengembalian dana (refund) 100 persen, termasuk seluruh biaya tambahan yang sudah dikeluarkan.
“Soalnya omongan ke akunya sampai detik ini aja pun enggak ada sama sekali,” imbuhnya.
Warga Tanjung Duren, Jakarta Barat, bernama Akmal mengaku tertipu wedding organizer milik perempuan berinisial AP, Sabtu (6/12/2025).
Ketika itu, Akmal memesan katering 1.000 porsi makan dari wedding organizer AP untuk acara pernikahannya. Namun, yang datang hanya 20 porsi makan.
Akmal dan istri masih berpikir positif, mereka menduga pengantar katering terlambat atau mengalami hambatan dalam perjalanan.
“Kami masih mikir mungkin telat, atau seperti apa jadi terlambat,” ungkap Akmal saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/12/2025).
Begitu hanya 20 porsi yang datang diantarkan oleh jasa kirim, mereka tak terima dan langsung menolaknya.
Lantas, Akmal berusaha menghubungi pihak WO, tetapi tak ada jawaban yang diberikan.
Selain itu, ternyata dekorasi ruang
pernikahan
tak diselesaikan secara sempurna oleh pihak WO.

Acara pun tetap dilanjutkan dengan gubukan makanan siap saji yang dipesan oleh Akmal dan istri secara terpisah dari WO.
“Buat makanannya itu kan ada beberapa yang dari luar (WO), itu sudah datang dari awal. Sedangkan yang dari WO itu masih kami tungguin waktu itu,” ujar dia.
Kasus ini bukan hanya menimpa pasangan yang menikah akhir pekan kemarin.
Puluhan calon mempelai yang dijadwalkan menikah pada 2026 kini juga waswas.
Mereka sudah membayar uang muka hingga pelunasan untuk paket pernikahan dari WO Ayu Puspita.
Rizki, calon mempelai yang rencananya menikah pada Agustus 2026, mengaku tertarik oleh promosi besar-besaran pihak WO.
“Iklan mereka menggiurkan, free stall, free cincin kawin, free honeymoon,” ucapnya saat diwawancarai Kompas.com, Senin.
Namun kabar soal katering yang tidak hadir di salah satu acara resepsi pernikahan, Sabtu (6/12/2025) membuatnya panik.
“Kami merasa tertipu dan khawatir karena banyak dari kami sudah DP bahkan ada yang sudah lunas Rp 100 juta – Rp 200 juta,” ujar Rizki.
Rizki sendiri mengaku sudah membayar sekitar Rp 15 juta, termasuk DP serta termin pertama dan kedua.
“Teman-teman lainnya banyak yang sudah lunas payment dari Rp 100 juta – Rp 200 juta kemungkinan kerugiannya,” ujarnya.
Meski belum mengalami kerugian langsung karena jadwal pernikahannya masih tahun depan, Rizki menegaskan hanya menginginkan pengembalian dana penuh.
“Untuk reschedule menggunakan (jasa WO) AP lagi sudah tidak ingin sama sekali, sebab kepercayaan sudah hilang,” katanya.
Polres Metro Jakarta Utara mengatakan
dugaan penipuan
WO Ayu Puspita muncul setelah beberapa acara pernikahan tidak terlaksana sesuai janji meski pembayaran telah diterima.
“WO ini sudah menerima uang untuk melaksanakan resepsi. Kemudian pada hari H, tidak terlaksana sesuai kesepakatan,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz, Senin.
Salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan korban adalah makanan yang tidak datang pada saat pesta.
Hingga kini, polisi mencatat 87 laporan dari berbagai lokasi.
Lima orang dari pihak WO, termasuk pemilik, manajer, dan karyawan telah diamankan untuk pemeriksaan.
“Setelah pemeriksaan, akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan apakah bisa langsung ditetapkan sebagai tersangka,” kata Erick.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Grandiarso menambahkan, pola yang dilaporkan korban relatif sama.
“Dia menawarkan paket pernikahan, namun pada kenyataannya tidak memenuhi ketentuan itu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.