Penculik Kacab Bank BUMN Kini Menyesal dan Minta Dilindungi Panglima TNI-Kapolri
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Empat pelaku penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37), disebut menyesali perbuatan mereka.
Hal itu diungkapkan oleh pengacara salah satu pelaku, Adrianus Agal, dalam wawancara
Obrolan News Room Kompas.com
, Selasa (26/8/2025).
“Kemarin Eras (salah satu pelaku) sampai menangis, menitihkan air mata di depan penyidik bahwa dia sangat menyesal menerima pekerjaan ini,” ungkap Adrianus, Selasa.
Selain menyampaikan penyesalan, keempat pelaku penculikan Ilham turut meminta maaf atas peristiwa yang terjadi.
“Ini kesempatan yang baik, karena ada permintaan dari keluarga besar bahwa yang pertama kami memohon maaf atas peristiwa yang sudah terjadi ini. Kami berbela sungkawa,” ujar Adrianus.
Adrianus mengungkapkan, kliennya meminta perlindungan kepada Panglima TNI dan Kapolri secara terbuka serta tertulis.
Permintaan perlindungan tersebut dilakukan karena ada oknum salah satu instansi berinisal F yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.
Pihaknya khawatir ada upaya pembungkaman yang dilakukan oleh oknum-oknum lainnya.
“Kami meminta perlindungan hukum secara terbuka ke Kapolri dan ke Panglima TNI,” jelas Adrianus.
Adrianus mengatakan, F merupakan sosok yang mengajak Eras untuk menjemput paksa atau menculik Ilham di pusat perbelanjaan di wilayah Pasar Rebo pada Rabu (20/8/2025).
“Eras ini dia itu menerima arahan dan bujukan untuk mendapat suatu pekerjaan dari inisial oknum yang bernama F. Setelah dibujuk, Eras dan kawan-kawan menerima pekerjaan itu yang katanya hanya menjemput orang (Ilham) di supermarket,” kata Adrianus.
Setelah menculik Ilham, Eras dan kawan-kawan membawanya ke wilayah Cawang, Jakarta Timur, untuk diserahkan.
“Pada saat penyerahan di Cawang, sudah diinstruksikan melalui telepon bahwa akan ada yang menjemput dan menerima itu (Ilham) di dalam mobil Fortuner hitam, kurang lebih seperti itu,” tutur Adrianus.
Mohamad Ilham Pradipta (37), ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang sedang menggembala sapi.
Saat itu, jasad korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat serta mata tertutup lakban. Jasad korban juga penuh luka lebam.
Setelah penemuan tersebut, warga langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian.
Polisi kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa sebelum ditemukan meninggal, korban sempat diculik dari sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima
Kompas.com
, korban terlihat mengenakan kemeja batik cokelat lengan pendek dan celana panjang krem.
Ia sempat berjalan di area parkir sambil menutupi kepala dengan tangan kiri karena rintik hujan.
Ketika hendak membuka pintu mobil berwarna hitam miliknya, tiba-tiba beberapa orang keluar dari sebuah mobil putih yang terparkir di sebelahnya. Korban sempat melawan, namun upayanya tidak berhasil.
Pelaku kemudian memaksa korban masuk ke dalam mobil putih tersebut dan langsung melarikan diri.
Seorang saksi mata sempat menyadari adanya aksi penculikan, tetapi mobil pelaku sudah lebih dulu tancap gas meninggalkan lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Penculik Kacab Bank BUMN Kini Menyesal dan Minta Dilindungi Panglima TNI-Kapolri Megapolitan 27 Agustus 2025
/data/photo/2025/12/06/69342da64f7be.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2023/06/30/649e60ba08ed5.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69341f9033588.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)