Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Penampakan Tugu Ikan Gabus, Ikon Tambun Utara yang Viral Megapolitan 19 Oktober 2025

Penampakan Tugu Ikan Gabus, Ikon Tambun Utara yang Viral
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
— Tugu ikan gabus yang berada di Jalan Gabus Raya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, menuai perhatian publik.
Pantauan
Kompas.com,
 Minggu (19/10/2025), tugu itu terletak di persimpangan jalan keluar dari Tol Gabus menuju ke Jalan Gabus Raya.
Tugu tersebut diletakkan berseberangan dengan Tugu Golok yang sejak lama berdiri di exit tol sebagai ikon Kabupaten Bekasi.
Tugu ikan gabus yang terbuat dari bahan bambu dan karpet itu memiliki panjang kurang lebih 5 meter.
Kerangka tugu di bagian dalamnya dibuat dari anyaman bambu yang membentuk badan ikan gabus.
Di bagian luarnya, bahan karpet dibuat mengikuti pola tubuh dari ikan gabus, mulai dari kepala, badan, mata, ekor, hingga detail sisik-sisiknya.
Patung gabus itu berdiri dengan ditopang kerangka besi yang juga memiliki bentuk ikan gabus pada sisi kanannya.
Beberapa warga yang melintas menggunakan mobil maupun motor mengambil gambar tugu tersebut.
Camat Tambun Utara, Najmudin menyebut pemilihan ikan gabus sebagai ikon tugu karena melekat dengan budaya dan identitas warga Kampung Gabus di Tambun Utara.
“Itu (ikan gabus) memang sebuah entitas budaya di daerah kami. Termasuk, di Tambun Utara itu dari total delapan desa, lima desanya itu disebutnya Kampung Gabus,” kata Najmudin kepada Kompas.com, Minggu.
Namun, patung berbentuk ikan gabus yang saat ini terpajang di exit tol tersebut belum bisa disebut sebagai tugu.
Alasannya, patung tersebut belum permanen karena hanya terbuat dari karpet.
“Belum bisa disebut tugu itu kalau menurut saya, masih seperti boneka gitu lah. Karena kalau tugu biasanya kan dari beton, besi, atau apa gitu kan, permanen,” kata dia.
Patung ikan gabus itu bukanlah ikon yang sengaja dibuat oleh pemerintah, melainkan hasil kreativitas warga Kampung Gabus saat perayaan kemerdekaan Indonesia.
Awalnya, warga melakukan urunan untuk membiayai pembuatan patung oleh tokoh pengrajin di Kampung Gabus untuk acara arak-arakan saat karnaval 17 Agustus.
“Festival itu kan biasanya ada kayak semacam barongsai, kita arak-arak. Nah, ini murni partisipasi masyarakat gitu, mereka nyumbang untuk acara Festival Kali Gabus,” ucap dia.
Menurut dia, tak ada sedikitpun dana atau anggaran dari pemerintah yang digunakan dalam pembuatan patung tersebut.
“Kalau saya tanya ke warga pengrajinnya, itu menghabiskan dana sekitar Rp 2,5 juta. Itu murni dari dana warga, tanpa ada campur tangan kami (pemerintah),” kata dia.
Sebelumnya, patung gabus tersebut ditempatkan di pinggir Kali Gabus, kemudian dipindahkan ke depan pintu keluar tol sebagai bentuk pemasaran budaya dan identitas Kampung Gabus.
Sementara itu, Edi (46) warga asli Desa Gabus Srijaya mengaku mengetahui proses pembuatan patung ikan gabus tersebut sejak awal.
“Awalnya kan pas 17 Agustus-an diadain mancing gratis tuh di Kali Gabus. Warga pada patungan gitu buat bikin karnaval nih, apa yang seru? Ya sudah patung ikan gabus,” jelas Edi saat ditemui Kompas.com, Minggu.
Menurut Edi, sejak zaman dahulu, kawasan tempat tinggalnya memang terkenal memiliki rawa yang penuh dengan ikan gabus.
Sehingga, patung tersebut pun dipilih sebagai gambaran identitas dan kearifan budaya warga Kampung Gabus yang masih eksis hingga saat ini.
“Dari zaman dulu memang, kalau kata orang tua saya itu rawa semua. Dari rawa sampai ke got, selokan lah bahasanya, itu banyak banget ikan gabusnya, terkenal lah,” kata Edi saat ditemui
Kompas.com,
Minggu.
Bahkan, orang-orang Kampung Gabus di zaman dahulu percaya bahwa bentuk kampungnya apabila dilihat dari peta, akan membentuk seperti ikan gabus.
Mulai dari kawasan ujung yang menjadi kepalanya dan permukiman yang berbelok-belok membentuk badan, sirip, sampai pada ekor ikan gabus.
Bahkan, kata Edi, di Jakarta dan sekitarnya, olahan ikan gabus yang ada di daerah Tambun Utara merupakan yang terbaik dari segi cita rasa kuliner.
“Kita kan dari dulu emang udah akrab banget sama gabus. Saya yakin, mohon maaf ya, sama daerah lain, pasti beda. Walaupun bawa nama restoran Gabus, tapi pasti beda. Pucungnya itu beda sama orang asli sini,” ucap Edi.
Karena tingginya antusias warga terhadap kehadiran Tugu Ikan Gabus, maka pihak kecamatan akan mengupayakan pembuatan tugu secara permanen.
Najmudin akan segera melakukan konsultasi mengenai aturan pembuatan dan peletakan tugu baru di kawasan pintu keluar Tol Gabus dengan dinas-dinas terkait.
Selain itu, ia akan berdiskusi dengan tokoh masyarakat dan meminta persetujuan mengenai pembuatan ikon ikan Gabus sebagai tugu permanen.
Pasalnya, terdapat objek budaya lain yang dinilai juga memiliki nilai serupa yaitu Tari Ujungan, yang juga menjadi warisan budaya di kawasan Kabupaten Bekasi.
“Kita nanti diskusi dengan tokoh budaya bekasi, kita akan coba mengeksplor, apakah ini (ikan gabus) akan kita jadikan simbol dari Tambun Utara atau Tari Ujungan, gitu,” kata Najmudin.
Sementara itu, Edi mengaku sangat mendukung rencana pembuatan tugu ikan gabus secara permanen karena merupakan simbol budaya dan identitas bagi warga Kampung Gabus dan Tambun Utara.
“Saya pribadi sih setuju banget, dan kepinginnya memang tugu permanen lah, jadi ikon beneran. Kayak seumpama di Kota Bekasi itu bambu runcing tugunya, nah di sini itu jadi ciri khasnya Kampung Gabus,” ucap Edi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.