Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pemprov Kepri Targetkan Pembentukan BLUD Konservasi Laut Rampung Tahun Ini Megapolitan 6 Mei 2025

Pemprov Kepri Targetkan Pembentukan BLUD Konservasi Laut Rampung Tahun Ini
Tim Redaksi
RIAU, KOMPAS.com –
Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Kepulauan Riau
(Kepri) menargetkan pembentukan Balai Layanan Umum Daerah (BLUD)
Konservasi Laut
akan siap pada tahun ini.
Pembentukan BLUD ini ditujukan untuk memperkuat pengelolaan kawasan konservasi dan pengawasan ekosistem laut yang tersebar di sejumlah wilayah Kepri.
Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura mengatakan, BLUD tersebut akan dikembangkan dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang sudah ada dengan mempercepat proses peningkatan status kelembagaannya.
“BLUD sedang kita koordinasikan. Sudah punya UPTD, kita tingkatkan menjadi BLUD. Rencananya insya Allah dalam tahun ini,” ujar Nyanyang saat ditemui di Pulau Mapur, Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (6/4/2025)
Menurut Nyanyang, keberadaan BLUD diharapkan dapat memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), dan lembaga konservasi lainnya dalam menjaga ekosistem laut yang sangat kaya di wilayah Kepri.
Saat ini, Kepri memiliki kawasan konservasi seluas sekitar tiga juta hektare yang tersebar di lima kabupaten, antara lain di Batam, Lingga, dan Anambas.
Kawasan ini mencakup hutan mangrove, lamun (
sea grass
), dan terumbu karang yang berperan penting dalam menyerap emisi karbon dan menjaga biodiversitas laut.
“Kalau
sea grass
ataupun rumput di bawah laut itu sangat kuat, mengandung biokarbonnya sampai 70 persen. Karena kandungannya serapan dari karbon dioksidanya langsung kepada biokarbon, serapan ke buminya juga sangat besar sekali. Maka dari serapan ini akan memperkuat
global warning
yang diserukan selama ini di dunia,” kata dia.
Nyanyang berujar, pemerintah daerah juga akan melibatkan berbagai pihak dalam program konservasi, termasuk universitas dan lembaga swadaya masyarakat. Salah satu yang akan dilibatkan adalah Pokmaswas.
Menurut Nyanyang, keterlibatan Pokmaswas sangat penting agar upaya konservasi tidak hanya sekadar perayaan, tetapi benar-benar berkelanjutan.
“Kami tidak mau hanya seremoni saja, ini harus kita kedepankan bagaimana eksitensinya daripada Pokmaswas tersebut. Jadi mudah-mudahan kita selalu bersama antara masyarakat, Pokmaswas, lingkungan kita dengan pemerintah. Kalau sudah sejalan dengan Pokmaswas, berarti lingkungan juga insya Allah akan berjalan juga untuk kita semua,” jelas dia.
Selain menjaga lingkungan, Nyanyang menambahkan, kawasan konservasi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Sebagai contoh, terumbu karang dan lamun menjadi habitat penting bagi ikan dan biota laut lainnya yang mendukung perikanan dan pariwisata.
“Manfaat ekonominya itu adalah di situ ada kehidupan. Nilai ekonominya itu bertambah. Jadi ikan itu berkembang biak, nilai ekonominya itu. Selain daripada biokarbon, yang kedua adalah bagaimana ekosistem itu bertahan dan berkembang biak terus untuk ekosistem yang ada di laut,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.