Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pelanggan LRT Jabodebek Naik 41,7 Persen Sepanjang Januari–September 2025 Megapolitan 12 Oktober 2025

Pelanggan LRT Jabodebek Naik 41,7 Persen Sepanjang Januari–September 2025
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com —
Mobilitas masyarakat di wilayah Jabodetabek terus meningkat. Sepanjang Januari hingga September 2025, LRT Jabodebek—salah satu layanan andalan KAI Group—telah melayani 20.769.914 pelanggan, atau naik 41,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 14.653.832 pelanggan.
Pertumbuhan ini menunjukkan semakin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi publik modern yang efisien dan terintegrasi.
“LRT Jabodebek kini menjadi bagian penting dari kehidupan urban. Masyarakat memilihnya karena efisien, nyaman, dan terhubung langsung dengan moda lain seperti KRL, MRT, dan Whoosh,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, dilansir dari
Antara
, Minggu (12/10/2025).
Seiring meningkatnya minat masyarakat, kapasitas layanan LRT Jabodebek turut ditingkatkan.
Sejak Maret 2025, jumlah trainset bertambah dari 20 menjadi 22, dengan frekuensi perjalanan naik dari 348 menjadi 366 perjalanan per hari. Optimalisasi berlanjut pada Juli 2025, ketika 24 trainset dioperasikan dengan 396 perjalanan per hari.
Peningkatan ini membuat waktu tunggu semakin singkat dan memperluas akses bagi masyarakat lintas kota.
Bagi pekerja urban, hal ini menghadirkan kepastian baru: waktu tempuh yang lebih dapat diandalkan, yang membantu menjaga produktivitas serta kualitas hidup warga Jabodetabek yang dinamis.
Kehadiran LRT Jabodebek juga memberi efek berganda terhadap ekonomi perkotaan. Kawasan di sekitar stasiun—dari Bekasi dan Depok hingga Cawang—berkembang menjadi simpul aktivitas baru.
Akses transportasi yang lancar meningkatkan nilai properti, menghidupkan sektor UMKM, dan mendorong munculnya pusat bisnis baru.
“Transportasi publik berperan langsung terhadap produktivitas masyarakat dan pertumbuhan wilayah. LRT Jabodebek memberi kemudahan akses, menghemat waktu perjalanan, dan memperkuat konektivitas ekonomi antara pusat kota dan kawasan penyangga,” jelas Anne.
Dengan konektivitas antarkota yang semakin solid, Jabodetabek kini bukan sekadar wilayah administratif, melainkan satu kesatuan ekonomi perkotaan yang saling terhubung dan tumbuh bersama.
Sebagai moda berbasis listrik, LRT Jabodebek berperan besar dalam menekan emisi karbon perkotaan.
Menurut data Kementerian Perhubungan, penggunaan transportasi massal seperti LRT dapat mengurangi emisi hingga 0,8 kilogram CO? per perjalanan dibandingkan kendaraan pribadi.
Dengan jutaan pengguna setiap bulan, kontribusi LRT terhadap kualitas udara dan efisiensi energi semakin terasa.
Langkah ini sejalan dengan arah pembangunan nasional menuju transportasi rendah emisi dan kota berkelanjutan.
“Setiap kali seseorang memilih naik LRT, ada dampak positif bagi udara yang kita hirup, waktu yang kita miliki, dan masa depan kota yang kita tinggali,” tambah Anne.
Lebih dari sekadar sarana transportasi, LRT Jabodebek menghadirkan cara baru menjalani kehidupan perkotaan.
Setiap perjalanan mempertemukan beragam kisah: pekerja yang pulang lebih cepat untuk bersama keluarga, pelajar yang berangkat tanpa cemas terjebak macet, hingga warga yang mulai terbiasa berbagi ruang dan ritme yang sama.
Budaya ini menjadi fondasi baru bagi kota modern—kota yang produktif, sadar lingkungan, dan saling terhubung.
“LRT Jabodebek adalah simbol kemajuan transportasi publik Indonesia. Layanan ini mempercepat pergerakan masyarakat, memperkuat pertumbuhan ekonomi, dan mendorong transformasi menuju lingkungan perkotaan hijau yang modern,” tutup Anne.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.