Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pedagang Keluhkan Lapak Sementara Pasar Induk Kramat Jati Terlalu Sempit Megapolitan 22 Desember 2025

Pedagang Keluhkan Lapak Sementara Pasar Induk Kramat Jati Terlalu Sempit
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Muin (53), pedagang pepaya di Pasar Induk Kramat Jati, mengeluhkan ukuran tempat penampungan sementara yang dinilai terlalu kecil untuk menampung dagangannya.
Tempat penampungan sementara tersebut hingga kini masih dalam tahap pengerjaan setelah lapak buah di pasar tersebut terbakar pada Senin (15/12/2025).
“Lapak (sementara) ya kecil, sedangkan kita kalau masuk dagangan tuh minimal, mini-minimnya tujuh ton coba bayangin. Kalau sedangkan tempatnya itu enggak memadai coba,” ucap Muin di
Pasar Induk Kramat Jati
, Senin (22/12/2025).
Menurut Muin, seharusnya pengelola pasar memberikan kebijakan dengan memperbolehkan pedagang berjualan di jalan sekitar lokasi kebakaran agar usaha tetap berjalan.
“Ya solusinya gimana, sedangkan yang tempat yang ada ini. Ya seharusnya kalau ada kebijaksanaan ya nempel di manapun yang penting masih bisa usaha, begitu,” kata dia.
Ia juga bingung dengan lamanya proses pembangunan yang diperkirakan memakan waktu hingga lebih dari satu tahun, padahal kerusakan akibat kebakaran dinilai tidak terlalu parah.
“Makanya permasalahannya kemarin apa? Kenapa bangun ini kok sampai ngasih jarak sampai 18 bulan, Artinya kan 1,5 tahun,” jelas Muin.
Keluhan serupa disampaikan Par (60), pedagang buah pepaya lainnya. Ia menilai tempat penampungan sementara tersebut tidak sesuai dan tidak layak digunakan.
“Saya ngemper saja, enggak apa-apa, tapi kalau mau dibangun pindah, enggak usah. Kalau memang mau dibangun dikerjain kita pindah sendiri tempatnya Kurang lebar terlalu sempit,” kata Par.
Par mengaku mendapat informasi bahwa ukuran lapak sementara hanya sekitar 1,5 meter, lebih kecil dibandingkan lapak sebelumnya.
“Kalau pindah ke sana pelanggan pada bingung kalau di sini kan enggak jauh kalau disuruh nyeberang gitu enggak apa-apa. Pemasukan jauh berkurang. Ini aja pada nyari tapi saya masih di tempat biasa di emperan,” ujar dia.
Ia berharap seluruh pedagang dapat dipindahkan ke lokasi sementara yang lebih layak dan memiliki ukuran memadai.
“Kami inginnya semua pindah tapi tempatnya harus lebar, kalau itu enggak layak ditempati, barang itu tumpuk-tumpukan,” ujar Par.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta
mengaktivasi tempat penampungan sementara (TPS) bagi pedagang yang terdampak kebakaran di bangunan subgrosir C2 Pasar Induk Kramat Jati.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya pemulihan bagi para pedagang.
“Sesuai arahan Bapak Gubernur (Pramono Anung), penanganan ini kami lakukan dengan cepat agar tidak mengganggu suplai dan pengadaan komoditas, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujarnya dalam siaran pers Dinas Kominfotik Pemprov DKI Jakarta, Minggu (21/12/2025)
TPS sudah dapat mulai digunakan oleh para pedagang pada Minggu (21/12/2025).
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta menyalurkan bantuan tunai sebesar Rp 5 juta kepada setiap pedagang yang terdampak kebakaran.
Dinas Kominfotik Pemprov DKI Jakarta mencatat, sebanyak 350 tempat usaha dengan 117 pedagang buah, khususnya pisang dan pepaya, terdampak dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Selain bantuan uang tunai, Pemprov DKI juga memberikan kemudahan akses pengajuan kredit usaha melalui Bank Jakarta.
Sementara itu, proses renovasi area pasar yang terdampak akan dilakukan melalui mekanisme asuransi karena seluruh kawasan tersebut telah diasuransikan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.