Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Orangtua Murid Tak Ambil MBG Selama Libur: Mending Untuk Bantuan Bencana Sumatera Megapolitan 23 Desember 2025

Orangtua Murid Tak Ambil MBG Selama Libur: Mending Untuk Bantuan Bencana Sumatera
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
— Sejumlah orangtua murid di wilayah Jakarta dan Tangerang memutuskan untuk tidak mengambil jatah paket Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tetap disalurkan sekolah selama masa libur panjang akhir tahun.
Mereka menyarankan, anggaran program tersebut sebaiknya dialihkan untuk hal yang lebih mendesak, seperti pemberian bantuan bencana di Sumatera.
Salah satunya Azis (39), warga Kembangan, Jakarta Barat, yang sepakat dengan ramainya perbincangan warganet yang menyoroti efektivitas anggaran
MBG
di masa libur.
“Mending MBG ini ikut libur dulu, terus anggarannya dialihin buat saudara-saudara kita di Sumatera, lah. Kan lagi ada musibah tuh di sana,” ujar Azis saat diwawancarai
Kompas.com
di kawasan Kembangan, Selasa (23/12/2025).
Menurut dia, memaksakan program berjalan saat sekolah libur berpotensi mubazir karena banyak orangtua yang enggan datang mengambil paket tersebut.
“Daripada dipaksain buat bagi-bagi
snack
di sekolah pas libur, belum tentu diambil dan dimakan juga, mending dananya buat bantuan korban bencana di Sumatera. Itu lebih mendesak,” kata Azis.
“Sayang banget kan kalau dibakar doang (anggarannya), nanggung,” sambung dia.
Azis pun mengaku heran dengan kebijakan penyaluran MBG di masa liburan, karena dinilai tidak efisien bagi orang tua.
“Jujur saya agak heran ya. Konsepnya ini gimana gitu lho? Namanya libur sekolah, ya anak-anak maunya istirahat di rumah atau mungkin ada yang pulang kampung. Ini malah kita orangtua dibikin repot mesti bolak-balik ke sekolah lagi cuma buat ngambil jatah makanan,” kata Azis.
Pendapat senada dilontarkan Tuti (47), yang menyarankan alokasi dana MBG disalurkan untuk kebutuhan korban terdampak bencana Sumatera.
“Lebih baik dana MBG disumbang untuk bencana alam Sumatera, itu kan lebih penting untuk saat ini,” kata warag Depok tersebut.
Anaknya hampir dua pekan libur sekolah dan baru masuk di awal Januari 2026.
Oleh karena itu, menurut dia, anggaran yang biasanya digunakan untuk MBG bisa lebih terasa manfaatnya untuk korban bencana.
“Misal seporsi MBG Rp 10.000 dikalikan jumlah murid di sekolah misal rata-rata 900 orang, itu bisa sekitar Rp 9 juta sehari. Belum itu dikali sekitar 10 hari sekolah libur, Rp 90 juta ada kan untuk satu sekolah,” ujar Tuti.
Anggaran yang baru dihitung dari satu sekolah itu mungkin bisa menyentuh angka miliaran bahkan triliun jika seluruh sekolah di kota dan provinsi turut diperhitungkan.
Hal senada diungkapkan Daus (34), warga Pinang, Kota Tangerang yang anaknya duduk di kursi kelas 2 SD.
Ia mengaku menolak mengambil paket MBG karena tidak ingin waktu liburan keluarganya terganggu oleh urusan sekolah.
“Kalau saya sih jelas-jelas enggak berkenan ya. Ya namanya bocah lagi liburan, ya ngisi waktunya untuk bermain bersama keluarga aja, sudah. Enggak perlu pusingin buat datang ke sana,” ujar Daus saat diwawancarai di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Daus menceritakan, berdasarkan informasi dari istrinya, paket MBG selama libur diberikan dengan sistem rapel untuk satu minggu.
“Isiannya buat seminggu, makanan awet sih ya. Kayak susu kotakan kecil gitu, terus
snack-snack
ringan, buah,” jelasnya.
Melihat isi paket yang hanya makanan ringan dan proses pengambilannya yang menyita waktu, Daus pun melarang istrinya untuk pergi ke sekolah.
“Tadi sih info dari istri saya hari ini ada (jadwal pengambilan), tapi kelupaan istri. Dan emang enggak berkenan juga sih, saya enggak ngebolehin juga,” kata dia.
Ia pun berharap kebijakan ini dievaluasi agar anggaran negara bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih krusial.
“Jadinya kalau gini enggak bijak aja kebijakannya. Mungkin kalau yang membutuhkan ya
fine-fine
aja, tapi kalau untuk yang ini mah, enggak ngambil juga enggak jadi masalah,” tutur dia..
Sebelumnya diberitakan, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan program MBG tetap berjalan selama libur Natal 2025 dan tahun baru 2026 dengan dua cara distribusi.
Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang, mengatakan, program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Sedangkan, program MBG untuk anak sekolah bergantung pada kesepakatan dengan pihak sekolah.
Cara pertama, murid sekolah dipersilakan mengambil MBG ke sekolah masing-masing saat hari libur.
“Program MBG untuk 3B, Bumil (ibu hamil), Busui (ibu menyusui), dan Balita tidak libur. Sedangkan untuk anak-anak sekolah tergantung kesepakatan dengan pihak sekolah, kalau muridnya mau ambil di sekolah ya kita kasih, kalau tidak mau ya tidak kita kasih,” kata Nanik saat dihubungi
Kompas.com,
Minggu (21/12/2025).
Cara kedua, murid-murid sekolah dapat mengambil menu MBG ke sekolah, tetapi tidak setiap hari.
Selama libur sekolah, paket MBG terdiri dari satu paket siap santap dan dua paket kemasan tahan lama, sehingga siswa tetap memperoleh gizi seimbang meski tidak hadir di sekolah selama beberapa hari.
Frekuensi pendistribusian MBG dilakukan maksimal dua kali dalam sepekan dengan pemberian paket kombinasi berupa makanan siap santap (dimakan di sekolah, maksimal dua kali sepekan) dan makanan dalam kemasan (dibawa pulang).
Meski begitu, BGN tidak memaksa anak-anak untuk datang ke sekolah guna mengambil makanan bergizi gratis saat libur semester.
Nanik memahami anak-anak sekolah saat ini sedang memasuki masa liburan.
Oleh karena itu, Sistem Pangan Peserta Program Gizi (SPPG) menawarkan kepada sekolah-sekolah penerima manfaat.
“Jadi anak-anak tidak dipaksa untuk datang ke sekolah. Silakan saja kalau makanan MBG itu diambil ibunya, ayahnya, atau saudaranya,” kata Nanik.
Jika sekolah mau menerima, pihak sekolah dapat mengajukan.
Nantinya, SPPG akan mengirimkan sesuai dengan permintaan dalam bentuk makanan kering.
“Kalau misalnya sekolah tidak mau menerima, wali murid juga tidak mau, maka juga tidak apa-apa, dan tidak dipaksa. Jadi tidak ada yang memaksa anak-anak libur ke sekolah untuk mengambil MBG. Mohon jangan diplintir,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.