Liputan6.com, Jakarta – Krisis sampah global memaksa berbagai negara untuk memutar otak dan melahirkan inovasi yang tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru.
Paradigma lama ‘kumpul-angkut-buang’ kini mulai ditinggalkan dan digantikan oleh prinsip ekonomi sirkular, di mananegara, mulai dari Skandinavia hingga Asia Tenggara, telah membuktikan bahwa dengan teknologi dan pendekatan sosial yang tepat, tumpukan limbah dapat diubah menjadi energi, infrastruktur, hingga jaminan kesehatan.
Pemerintah negara ini melakukan revolusi total terhadap sistem pengelolaan limbahnya. Mereka mengolah lebih dari 50 persen limbah menjadi energi listrik.
Karena terlalu sedikit sampah yang bisa diolah menjadi energi listrik, negara ini sampai harus mengimpor sampah dari negara lain.
Hal ini membuktikan bahwa negara, mulai dari Skandinavia hingga Asia Tenggara, dengan teknologi dan pendekatan sosial yang tepat, mampu mengubah tumpukan limbah menjadi energi, infrastruktur, hingga jaminan kesehatan.
Pengelolaan sampah yang efektif menjadi kunci keinginan lingkungan hidup di masa depan, di mana beberapa negara telah berhasil menemukan cara unik untuk mengatasi masalah ini.
Swedia, India, Uganda, dan Indonesia adalah contoh negara yang memiliki pendekatan unik dalam mengubah pengelolaan limbah mereka.
Inovasi-inovasi ini menjadi bukti bahwa solusi sampah tidak harus selalu berbiaya mahal dan berteknologi tinggi, tetapi bisa juga berbasis pada kearifan lokal dan kebutuhan sosial masyarakat setempat.
Negara-negara tidak lagi memandang plastik semata-mata sebagai polutan laut, melainkan sebagai bahan baku konstruksi yang tahan lama dan murah.
Pergeseran ini sangat penting mengingat volume sampah global yang diproyeksikan akan terus meningkat seiring urbanisasi.
Oleh karena itu, amati, meniru dan memodifikasi (ATM) ide-ide inovatif dari negara lain menjadi langkah strategis bagi pemerintah kota di seluruh dunia untuk mempercepat penanganan masalah sanitasi dan lingkungan mereka.
Keberhasilan negara-negara ini memberikan cetak biru atau cetak biru yang dapat disesuaikan sesuai dengan konteks lokal masing-masing wilayah.
Fokus edisi (18/11) mengangkat beberapa topik pilihan sebagai berikut, Evakuasi Korban Tebing Longsor Banjarnegara, Gunungan Sampah Kerang di Pantai Cilincing, Monyet Liar kembali Masuk Permukiman.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429426/original/092713200_1764586226-PHOTO-2025-12-01-17-29-39__1_.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4612825/original/014284200_1697463859-still-life-with-scales-justice_1_.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435393/original/080438500_1765033263-5f7c3963-c5d5-4226-a1a9-e0a83d6d9d3a.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5220657/original/051264800_1747288189-f74e327b-a827-471b-8447-d781aade73d4.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435374/original/085085000_1765028236-WhatsApp_Image_2025-12-06_at_16.00.25.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432140/original/085176600_1764758142-IMG_4244.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)