Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Menteri Hanif Tegas Minta Pertanggung Jawaban Kerusakan Lingkungan di Batang Toru Sumut

Hanif mengatakan, penyebabnya aktivitas pembukaan lahan yang berujuan untuk kegiatan pembangkit listrik tenaga air, hutan tanaman industri, juga perkebunan kelapa sawit, yang menyebabkan turun gelondongan kayu yang skala nya cukup besar.

Terjadi bencana hidrometeorologi yang akhirnya menyebabkan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan juga Aceh.

Data yang dimiliki oleh Kementerian Lingkungan Hidup, curah hujan di Sumut mencapai 300-400 milimeter (mm) per harinya.

Dapat diartikan, detiap 1 meter persegi (m2) ADA 0,3-0,4 (mm) kubik air hujan yang turun sebelum terjadinya bencana alam tersebut, berarti memang sudah masuk kategori ekstrem.

Area rawan bencana termasuk juga di Sibolga dengan DAS yang tidak terlalu luas, tetapi area itu dikatakan area yang termausk curah hujannya itu lebih dari 300 mm di hari yang sama. Sehingga menyebabkan bencana tanah longsor dan jatuhnya puluhan korban.

Menurut Hanif curah hujan di Aceh juga mencapai 303 mm pada tanggal 24-25 Oktober lalu yang diartikan lebih besar dibandingkan Sumut, tetapi karena area nya luas maka pengaruh dari kerusakan itu tidak terlalu berat, tetapi mengakibatkan korban yang jumlahnya begitu besar.

Dengan 33 hektare, pada hari itu 9,7 miliar kubik air yang menerjang Aceh, sehingga menyebabkan juga provinsi tersebut runtuh.

Lansapo yang lebih pendek adalah Subar, tetapi korban jiwa yang disebabkan karena bencana hidromoteorologi cukup besar. bahkan curah hujan saat itu dari 300 mm hampir mendekati 400 mm.

“Kita masih sibuk melakukan langkah mitigasi, sementara di depan mata kita, bencana hidrometeorologi harus kita adaptasi dengan sangat serius,” kata Hanif.