Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Menteri Arifah pantau penanganan hukum perusakan rumah doa di Padang

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi. ANTARA/HO-KemenPPPA

Menteri Arifah pantau penanganan hukum perusakan rumah doa di Padang
Dalam Negeri   
Editor: Novelia Tri Ananda   
Jumat, 01 Agustus 2025 – 17:55 WIB

Elshinta.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menyampaikan akan memantau proses penanganan kasus perusakan rumah ibadah jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah, Padang, yang mengakibatkan dua anak terluka, termasuk proses hukum para pelaku.

“Kami akan terus memantau proses pendampingan anak-anak korban serta mendorong koordinasi lintas sektor agar kejadian serupa tidak terulang. Toleransi bukan hanya slogan, tapi harus menjadi nilai yang diwujudkan dalam setiap tindakan, terutama saat menyangkut kepentingan terbaik anak. Tidak ada kompromi terhadap kekerasan, terlebih jika itu menyasar anak,” kata Arifah Fauzi di Jakarta, Jumat.

Ia menekankan pentingnya penegakan hukum untuk memberikan keadilan kepada korban serta mencegah terulangnya kekerasan serupa di kemudian hari.

Arifah Fauzi menyampaikan peristiwa ini seharusnya menjadi pengingat bahwa menjaga ruang aman bagi anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua atau guru, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Ia mendorong semua pihak untuk memperkuat komunikasi lintas agama demi mencegah potensi konflik serupa.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama saling menjaga dan memberikan perlindungan bagi anak di lingkungan terdekat. Peran masyarakat sebagai lingkungan sosial tempat anak bertumbuh dan berkembang juga memiliki andil besar dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak,” kata Menteri Arifatul Choiri Fauzi.

Kasus ini bermula saat massa mendatangi dan membubarkan kegiatan jemaat Kristen di rumah doa GKSI Anugerah, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/7). Salah satu video yang viral menunjukkan sejumlah laki-laki, sebagian membawa kayu, berteriak-teriak memaksa jemaat keluar dari rumah doa.

Mereka memecahkan kaca jendela dengan kayu, membongkar pagar, dan menghancurkan kursi plastik, serta berbagai fasilitas lainnya. Jemaat yang panik bergegas keluar dari rumah doa. Anak-anak pun menangis ketakutan. Setelah rumah doa kosong, warga terus melakukan perusakan.

Sumber : Antara