Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Memancing Gratis di Kali Jakarta: Di Antara Stres Hidup dan Ancaman Limbah Megapolitan 30 Desember 2025

Memancing Gratis di Kali Jakarta: Di Antara Stres Hidup dan Ancaman Limbah
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Meski kondisi sungai di Jakarta kian tercemar, sejumlah warga masih memanfaatkan bantaran kali sebagai tempat melepas penat dari rutinitas sehari-hari.
“Kalau di sini kan bisa lihat-lihat pohon, mobil lewat, air kali juga. Lumayan buat ngilangin stres,” ujar Ilyas (50), warga Cengkareng, saat ditemui Kompas.com di
Kali Cengkareng Drain
, Pantai Indah Kapuk (PIK) 1, Jakarta Utara, Senin (29/12/2025).
Ilyas mengaku kerap datang
memancing
saat hari libur kerja.
Aktivitas tersebut telah ia lakukan sejak lama, jauh sebelum kawasan di sekitarnya berkembang pesat seperti sekarang.
Bagi dia, memancing bukan sekadar mencari ikan, melainkan cara sederhana untuk menenangkan pikiran.
“Biasanya sih kalau libur kerja aja Sabtu dan Minggu. Kadang semaunya aja, dari pagi sampai sore,”
Namun, di balik kebiasaan warga tersebut, kondisi kali-kali di Jakarta justru berada dalam situasi memprihatinkan.
Pakar Lingkungan dari Universitas Indonesia, Mahawan Karuniasa, menyebut mayoritas sungai di Jakarta saat ini telah tercemar akibat limbah domestik, industri, dan sampah.
“Rata-rata kualitas air kali di Jakarta bermasalah, terutama dari beban limbah, baik rumah tangga, masyarakat dan industri, serta juga sampah yang ke kali,” ujar Mahawan saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Mahawan menambahkan, berdasarkan pemantauan pada 2024, air di kali-
kali Jakarta
sudah berada pada kategori tercemar berat.
Kondisi ini berdampak pada menurunnya kualitas ekosistem sungai dan kematian biota air.
“Misalnya penggunaan plastik, umpan berbahaya, puntung rokok, hingga senar pancing yang dibuang sembarangan dapat memperburuk kualitas air sungai,” jelas Mahawan.
Sementara itu, Dinas
Lingkungan Hidup
(DLH) DKI Jakarta menilai aktivitas memancing berpotensi memperburuk kondisi sungai apabila dilakukan secara tidak tertib.
Humas DLH Jakarta, Yogi Ikhwan, mengatakan penggunaan umpan berbahan berbahaya serta kebiasaan membuang sampah di bantaran kali dapat menambah beban pencemaran.
“Kegiatan memancing bisa memperburuk kualitas air sungai apabila dilakukan dengan menggunakan umpan dengan bahan berbahaya (non-alami),” tutur Yogi dalam keterangan tertulisnya.
DLH mencatat, hingga kini masih terdapat 13 anak sungai di Jakarta yang berada dalam kondisi tercemar.
Dari 120 titik sungai yang dipantau, sekitar 60 persen telah masuk kategori tercemar berat, 34 persen tercemar sedang, dan tujuh persen tercemar ringan.
Kali Cengkareng Drain yang kerap menjadi lokasi memancing warga juga termasuk dalam kategori cemar sedang dan mendekati cemar berat, dengan nilai Indeks Pencemar (IP) berkisar 9,37 hingga 9,87.
Meski demikian, sebagian pemancing mengaku tetap berupaya meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.