Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Liburan, Turis Belanda "Terjebak" Momen Mudik di Pelabuhan Ketapang Regional 24 Maret 2025

Liburan, Turis Belanda “Terjebak” Momen Mudik di Pelabuhan Ketapang
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Momentum
mudik Lebaran 2025
mulai terasa geliatnya di
Pelabuhan Ketapang
Banyuwangi-Gilimanuk Bali pada H-7 Hari Raya Idul Fitri, Senin (24/3/2025).
Tak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal atau penduduk Muslim, semaraknya suasana mudik juga menarik perhatian
wisatawan mancanegara
yang tengah berlibur di Indonesia.
Salah satunya, Quintijn, seorang bule Belanda yang hendak berlibur ke Bali. Ia “terjebak” dalam kepadatan arus mudik saat sedang melakukan perjalanan penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.
“Saya tadi bertanya-tanya apakah memang tempat ini seramai ini setiap harinya. Menarik melihat banyak orang melakukan perjalanan pulang,” kata dia.
Dia mengaku turut berbahagia dengan semua orang yang melakukan perjalanan pulang ke rumah untuk bertemu keluarga setelah tak berjumpa dalam waktu yang lama.
Quintijn lalu bercerita, dia bersama teman-temannya telah memulai perjalanan dari Belanda ke Indonesia dengan mengawali perjalanan di Banda Aceh.
Dia memilih berwisata ke Sumatera karena memiliki tujuan ke Pulau Weh yang merupakan titik 0 kilometer Indonesia, serta mengunjungi habitat asli hewan yang dikaguminya, orangutan.
“Di Sumatera, saya juga merasakan keramahan orang Indonesia yang banyak dibicarakan teman-teman saya. Ini perjalanan yang menyenangkan,” tutur dia.
Perjalanan panjang Quintijn akan berakhir di Bali pada lima hari ke depan, namun karena adanya perayaan Nyepi yang baru diketahuinya, dia berpikir untuk mengatur ulang jadwal pesawat kembali ke Bali.
Namun demikian, sebelum Nyepi tiba, dia akan memaksimalkan berlibur di Bali dengan mengunjungi berbagai tempat seperti pantai hingga menjajal beragam kuliner.
“Saya rasa saya akan menemui kemacetan, tapi ini bagian dari perjalanan yang menyenangkan,” ucap dia.
Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Ketapang Banyuwangi mengatakan bahwa arus kendaraan dari kedua sisi, baik Pelabuhan Ketapang maupun Pelabuhan Gilimanuk, saat ini cenderung landai.
Setelah sebelumnya kepadatan terjadi pada H-7 Lebaran yang mengakibatkan kemacetan panjang hingga dua kilometer, namun saat ini kondisinya lebih landai dan antrean kendaraan tak sampai ke luar Pelabuhan Gilimanuk.
Jadwal kapal yang sebelumnya 32 trip pun kembali menjadi 30 trip seperti semula, dengan total ada sebanyak 56 kapal, ditambah dua kapal bantuan yaitu KMP Parama Kalyani dan KMP Munic dari lintasan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Kami akan menyesuaikan antrean kendaraan di lapangan. Jika padat, kami akan menambah jadwal kapal,” kata Koordinator Satuan Pelayanan BPTD Ketapang, Bayu Kusumo Nugroho.
Selain itu, sistem tiba-bongkar-berangkat juga akan diberlakukan jika salah satu sisi pelabuhan padat.
Kapal yang berangkat dari satu sisi pelabuhan yang ramai hanya akan melakukan bongkar muat di pelabuhan tujuan untuk langsung kembali ke pelabuhan asal dengan muatan kosong dan kembali ke pelabuhan asal.
“Ini bertujuan agar kepadatan yang terjadi di salah satu sisi pelabuhan dapat diurai dengan segera,” ungkap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.