Liputan6.com, Jakarta – Sore itu suara burung berkicau terdengar merdu di Taman Labuhan Mangrove Jung Koneng.
Di atas jembatan kayu melingkar, seorang pria berkaos merah dan bertopi berdiri mengamati rombongan tamu. Mohamad Sahril, Ketua Kelompok Sadar Wisata Payung Kuning, lalu melangkah mendekat. Darinya, kawasan ini diterangkan secara mendalam.
Labuhan Mangrove bukan destinasi wisata biasa. Kawasan ini lebih dulu hidup sebagai tujuan riset. Mahasiswa dan peneliti datang untuk mengkaji mangrove, dan terumbu karang.
Bidang kajiannya beragam, dari ekonomi pembangunan hingga kelautan. Kampus-kampus seperti Universitas Brawijaya, ITS, dan Unair rutin mengirimkan mahasiswa. Rombongan pertukaran pelajar dari luar negeri pun singgah, termasuk dari Malaysia.
“Banyak mahasiswa atau lembaga organisasi ke sini wisata edukasi, untuk bahan skripsi di sini dan lain-lain, meneliti terumbu karang, atau Mangrove, Lamun,” kata dia, Selasa (23/12/2025).
Aktivitas riset itu menggerakkan ekonomi desa. Setiap perjalanan ke laut menggunakan armada perahu sampan milik warga yang dikelola kelompok. Jalurnya satu pintu.
Pengunjung membayar per orang, termasuk jaket pelampung. Biaya dibagi antara kas kelompok dan pemilik perahu. Untuk satu hari penuh di laut semua diatur oleh Pokdarwis.
“(Feed back) ke kita, kelompok dan masyarakat juga. Kita ke kelompok punya armada. Kayak perahu sampan. Jadi, kalau mau ke laut, otomatis sewa itu. Cuman lewat kami. Jadi, kalau untuk pengunjung itu Rp 50.000 per orang.
“Ada life jacket-nya. Jadi, Rp 10.000 untuk kas, Rp 40.000 yang punya sampan. Kalau booking satu sampan, itu Rp 650 ribu sampai Rp 700 ribu,” sambung dia.
Kawasan laut ini belum dibuka untuk umum. Snorkeling masih ditutup, aktivitas bawah laut hanya untuk kepentingan penelitian.
“Satu hari lah. Kan banyak yang penelitian ke tengah, ambil plankton, apa itu. Ke nyelam, apa itu. Ke tempat pembukaan kami, apa itu. Yang penelitian bukan untuk umum. Kalau untuk umum belum dibuka. Untuk snorkeling belum dibuka,” ujar dia
Perputaran uang tak berhenti di dermaga. Kebutuhan makan rombongan penelitian dialihkan ke warga. Kelompok katering dibentuk, menyasar keluarga menengah ke bawah. Harganya disesuaikan karena menu mahasiswa berbeda dengan dosen. Sistem giliran diterapkan agar kesempatan merata. Jika satu rombongan besar menginap, pembagian tugas sudah diatur sejak awal melalui daftar.
“Nah, bisa terbantu dari adanya wisatanya. Ya bisa memberdayakan masyarakat sekitar,” ucap dia
Perubahan paling terasa justru terlihat di kebiasaan. Mangrove yang dulu ditebang kini tumbuh kembali. Burung-burung yang sebelumnya diburu tidak lagi diganggu. Perubahan itu juga tak lepas dari Program Taman Wisata Laut Labuhan yang dikembangkan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di Desa Labuhan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Program ini lahir sebagai respons atas kerusakan terumbu karang yang parah. Pada 2017, tutupan karang hidup di perairan Labuhan hanya tersisa 10-25 persen.
Abrasi pantai mencapai 5,24 meter per tahun, sementara hasil tangkapan nelayan merosot dari 30-40 kilogram menjadi kurang dari 10 kilogram per sekali melaut.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453874/original/020469300_1766529298-Menteri_Koordinator_Bidang_Perekonomian_Airlangga_Hartarto.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5330062/original/059545400_1756353142-1000241325.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453825/original/040644500_1766503934-IMG-20251223-WA0105.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453824/original/083515200_1766503808-20251223_190721.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453839/original/059517000_1766509692-27033__1_.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5453766/original/091803400_1766494484-20251223_173041.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)