Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kubu Sultan dan Kubu Gus Yahya

Liputan6.com, Jakarta – Di bawah lampu-lampu megah The Sultan Hotel Jakarta, Selasa malam (9/12/2025), para petinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkumpul dalam sebuah rapat yang kemudian menjadi titik balik sejarah. Di ruangan itu, keputusan penting diambil, namun sekaligus memunculkan jurang baru di tubuh NU.

Bagi sebagian kalangan, PBNU kini benar-benar terbelah dua: Kubu Sultan, yang mengakui sahnya rapat pleno dan keputusan pergantian ketua umum, dan Kubu Gus Yahya, yang menyebut langkah tersebut inkonstitusional dan tidak memiliki legitimasi organisasi.

Ketegangan yang telah membara dua pekan terakhir akhirnya mengeras menjadi dua narasi yang saling bertabrakan. Dan di tengah-tengahnya, nasib kepemimpinan PBNU untuk sementara ditentukan.

Dalam forum yang dipimpin Rais Syuriah PBNU M Nuh, rapat pleno menetapkan Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa, sebagai Pejabat (Pj) Ketua Umum menggantikan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

“Penetapan pejabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa sekarang ini, yaitu yang mulia beliau Bapak KH Zulfa Mustofa,” kata M Nuh.

Zulfa ditugaskan memimpin PBNU hingga gelaran Muktamar 2026, yang menurut M. Nuh diharapkan bisa kembali ke siklus normal setelah tertunda akibat pandemi Covid-19. Ia menambahkan bahwa sebelum Muktamar, PBNU juga menghadapi agenda besar seperti peringatan satu abad masehi NU pada 31 Januari 2026 serta Konbes Besar dan Munas.

Namun di balik keputusan tersebut, Zulfa menyadari beratnya amanah yang kini berada di pundaknya.

“Ini adalah satu kehormatan pada satu sisi, tapi ini juga pada sisi lain adalah amanah yang sangat berat bagi saya dan juga untuk kita semua,” ujarnya. “Saya bertekad menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya.”

Zulfa juga mencoba meredakan ketegangan dengan menawarkan pertemuan kepada Gus Yahya.

“Saya sudah menawarkan pertemuan, tapi beliau sedang mempertimbangkan,” ucapnya. “Saya yakin beliau orang besar dan pasti berbesar hati untuk bertemu mencari solusi bersama.”

Ia bahkan meyakini persoalan ini tidak akan dibawa oleh Gus Yahya ke jalur hukum. “Saya enggak yakin beliau akan melakukan itu,” tambahnya.

 

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul merespon kabar rebutan tambang di internal Nahdlatul Ulama. Mensos Gus Ipul menegaskan, tambang ini milik NU, sebuah aset negara dan bukan perorangan. Mensos Gus Ipul mengatakan, terpenting adalah mengelola tambang dengan baik. Dia menamba…