Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kronologis Casis Bintara Polri Dibegal Saat Hendak Tes Kesehatan di Sumut: Dipepet 5 Orang – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN –  Seorang calon siswa (Casis) Bintara Polri bernama Roberto Crystiano Simbolon (19) diduga menjadi korban begal di Sumatra Utara (Sumut).

Casis Bintara Polri tersebut dibegal lima orang tepatnya di Jalan Letda Sujono atau jembatan Tembung, Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Rabu (19/3/2025) lalu sekitar pukul 05.30 WIB.

Korban kehilangan uang Rp1 juta dan satu unit ponsel. Kasus begal tersebut diunggah akun Instagram @apacerita_medan.

Kronologis

 
Saat itu korban berangkat dari rumah mengendarai sepeda motor Honda PCX BK 3481 A, mau mengikuti ujian kesehatan seleksi Bintara Polri di Politeknik Pariwisata Negeri Medan.

Di perjalanan, korban dipepet dan ditendang hingga jatuh lalu terseret ke aspal.

“Tiba-tiba dari samping kanan ada orang menunjang sepeda motor sehingga terjatuh dan terseret. Pelaku yang tidak dikenal ada 5 orang mengambil 1 unit handphone dan uang Rp 1 juta,”tulis akun Instagram, @apacerita_medan, dilihat, Jumat (21/3/2025).

Setelah barang berharganya dirampas, korban tetap melanjutkan perjalanan dengan mengendarai sepeda motor yang rusak.

Setelah sampai di Politeknik Pariwisata Negeri Medan barulah dibawa berobat ke RSU Haji Medan.

“ceritanya pas saya mau berangkat ke tempat rikkes tahap 1, saya lewat dari belakang, Tembung. Sebelum di jembatan (titi sewa) ada lubang, saya menghindari lubang itu jadinya saya pelan. Tiba-tiba ada orang dari kanan datang nendang saya dari kanan sampai saya terjatuh ke kiri ke lubang besar itu,”kata Roberto, Jumat (21/3/2025).

Usai terjatuh dan tertimpa motor, para pelaku mendatanginya langsung mengambil handphone, disusul dompet berisi uang sebesar Rp1 juta yang disimpan dalam saku celana belakang.

Namun pelaku tak jadi mengambil sepeda motornya karena kondisinya rusak akibat ia terjatuh, lalu terseret.

“setelah mereka menjatuhkan saya, langsung mereka mengambil handphone saya di depan dan dompet saya di belakang (celana). saya jatuh tertimpa kereta (motor) dan kereta rusak parah.”

Setelah handphone dan dompetnya dirampas, remaja 19 tahun ini kebingungan mau memberi kabar ke orangtuanya.

Namun karena sudah terlanjur berangkat demi cita-cita menjadi Polisi, ia bangkit mendirikan sepeda motornya yang rusak parah, lalu melanjutkan perjalanan.

Setibanya di Politeknik Pariwisata Negeri Medan, para personel Polisi yang berjaga terkejut melihat kondisi Roberto.

Setelah mendengar ceritanya, lalu ia dibawa ke rumah sakit dan dilanjutkan untuk membuat laporan ke Polrestabes Medan.

Kini Roberto terancam tak bisa ikut tes Casis Bintara Polri akibat musibah yang menimpanya.

Ia memohon kepada Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto beserta jajarannya supaya memberikan Roberto kesempatan mewujudkan impiannya menjadi polisi.

“harapan saya kepada kapolda sumut agar saya tetap bisa lanjut tes saya dan dapat mewujudkan cita cita saya dari kecil.”

Ibu korban, Martini Hotmarina Naibaho mengungkap kondisi anaknya saat ini usai menjadi korban kejahatan, mulai membaik.

Dagu Roberto robek hingga terpaksa dijahit sebanyak delapan jahitan.

“luka di muka, di dagu 8 jahitan, tangannya, bahu juga agak sakit, lutut, dan kaki,”kata Martini, Jumat (21/3/2025).

 

Penulis: Fredy Santoso