Jakarta –
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda menilai kebakaran gedung Terra Drone di Jakarta Pusat yang menewaskan 22 orang menunjukkan buruknya tata kelola gedung di Indonesia. Huda mendorong agar pengelola gedung tersebut diperiksa dan dibawa ke pengadilan jika ada unsur pidana.
“Kami menilai kebakaran Gedung Tera Drone di Jakarta menjadi bukti buruknya tata kelola gedung dan bangunan umum di Indonesia. Banyak kasus bangunan yang digunakan untuk aktivitas publik baik perkantoran, sekolah, maupun tempat ibadah yang dibiarkan tanpa pengawasan berarti,” kata Huda kepada wartawan, Kamis (11/12/2025).
Dia mengatakan sering ada pelanggaran manajemen keselamatan gedung. Padahal, katanya, setiap pengelola gedung harus memiliki perencanaan proteksi kebakaran, pemeliharaan, pemeriksaan berkala, dan latihan evakuasi.
“Kegagalan manajemen keselamatan ini bisa berakibat langsung pada jatuhnya korban jiwa atau cacat yang merugikan banyak orang, dan kasus ini terus terjadi berulang kali tanpa tindakan perubahan yang berarti,” ujarnya.
Huda mendesak Kementerian Pekerjaan Umum mengevaluasi manajemen keselamatan gedung publik di Indonesia. Dia mengatakan setiap gedung harus memenuhi syarat keselamatan.
“Kemen PU tidak boleh hanya mengawasi di awal tetapi lalai dalam tahap pemeriksaan secara berkala tentang manajemen keselamatan gedung umum di Indonesia,” ujarnya.
Huda menduga ada dugaan pelanggaran manajemen keselamatan yang dilakukan pengelola gedung Terra Drone. Dia menyoroti dugaan gedung enam lantai tersebut hanya memiliki satu pintu akses keluar-masuk.
Huda kemudian mendesak kasus kebakaran tersebut agar diusut tuntas. Dia berharap peristiwa serupa tak terulang kembali.
“Pengelola gedung bisa diusut dan jika ada unsur pelanggaran pidana bisa diseret ke pengadilan. Jumlah 22 orang tewas itu bukan jumlah yang sedikit. Itu nyawa manusia yang mempunyai sanak keluarga,” tuturnya.
Kebakaran gedung Terra Drone dilaporkan terjadi pukul 12.43 WIB, Selasa (9/12). Total korban tewas dari kejadian kebakaran ini berjumlah 22 orang, terdiri atas 15 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Salah satu korban merupakan ibu hamil.
Kapolres Metro Jakpus Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan kebakaran bermula dari lantai 1. Kebakaran diduga berasal dari baterai litium di lantai 1. Asap tebal kemudian menyebar hingga lantai 6.
“Ada baterai di lantai 1, itu yang terbakar,” kata Susatyo Purnomo Condro di lokasi, Selasa (9/12).
RS Polri juga telah menuntaskan identifikasi jenazah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban tewas diduga disebabkan terhirupnya asap dan gas karbon monoksida. Polisi juga menyatakan akan memeriksa pemilik gedung Terra Drone.
“Dari Polres Jakarta Pusat juga melakukan pemeriksaan kepada semua saksi-saksi, termasuk nanti pemilik usaha maupun pemilik gedung,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan di lokasi kebakaran, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (9/12).
(amw/haf)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/3423652/original/053472500_1617885720-WhatsApp_Image_2021-04-08_at_18.29.25.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4011925/original/039986300_1651296553-20220430-Contra_flow_di_jalan_tol_Cikopo_-_Palimanan_KM_7-4.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)






