Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kisah Rudi, Petugas DLH yang Bersihkan Kali PIK di Tengah Habitat Buaya Megapolitan 20 Desember 2025

Kisah Rudi, Petugas DLH yang Bersihkan Kali PIK di Tengah Habitat Buaya
Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com
– Setiap pagi, petugas berbaju oranye dari Unit Pengelola Sampah (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyusuri Kali Cengkareng Drain di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 1, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dengan perahu kecil, mereka membersihkan sampah yang mengapung di aliran kali—pekerjaan rutin yang belakangan ini kian berisiko karena keberadaan buaya.
Salah satu petugas, Rudi (56), mengaku telah hampir enam bulan terakhir bekerja di tengah habitat buaya yang kerap menampakkan diri ke permukaan. Kondisi itu membuat pekerjaannya tak hanya mengandalkan tenaga, tetapi juga kewaspadaan tinggi.
Menjalani pekerjaan sebagai petugas kebersihan kali, kata Rudi, tidaklah mudah. Risiko keselamatan selalu mengintai, terlebih sejak kemunculan buaya di Kali Cengkareng Drain semakin sering terlihat.
“Sudah dari enam bulan lalu, dulu masih kecil sekarang kan lama-lama besar,” tutur Rudi saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Sabtu (20/19/2025).
Menurut Rudi, buaya yang muncul ke permukaan bukan hanya satu ekor. Ada beberapa dengan ukuran berbeda, meski yang paling sering terlihat adalah buaya kecil dengan panjang sekitar 1,5 meter.
Rudi menjelaskan, buaya-buaya tersebut umumnya naik ke permukaan untuk berjemur, terutama saat cuaca panas.
“Sering muncul tapi enggak setiap hari, tapi biasanya kalau udara panas mereka berjemur di sekatan sampah berwarna hijau bernama HDPE,” ungkap Rudi.
Durasi berjemur pun bervariasi. Terkadang hanya sekitar satu jam, namun tak jarang dari pagi hingga sore hari. Saat berjemur, buaya biasanya hanya diam di atas papan apung penyekat sampah yang membentang di sepanjang kali.
Fenomena itu kerap menarik perhatian pengguna jalan. Tak sedikit pengendara yang berhenti sejenak hanya untuk melihat atau mengabadikan momen buaya berjemur.
Kemunculan buaya juga tidak selalu bergantung pada cuaca cerah. Rudi menyebut, saat hujan pun buaya bisa naik ke permukaan.
“Kadang kalau hujan juga dia naik, jadi semaunya dia aja. Kemarin aja hujan rintik-rintik dia jemur aja,” jelas Rudi.
Bekerja di perairan yang dihuni buaya tentu membuat rasa takut kerap menghantui. Namun, Rudi tak memiliki pilihan selain menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Ia berharap, selama ia tidak mengganggu, buaya-buaya tersebut juga tidak menyerangnya.
“Cuma kan kita enggak ganggu, mudah-mudahan buayanya enggak menganggu juga,” ungkap dia.
Sejauh ini, menurut Rudi, buaya di Kali PIK cenderung takut terhadap manusia dan belum pernah menyerang.
“Enggak pernah dia nyerang, karena ukurannya masih kecil kayak 1,5 meter jadi pas saya samperin juga dia kabur karena takut manusia,” ucap Rudi.
Ia juga mengatakan, sepanjang yang ia ketahui, belum pernah ada korban jiwa akibat serangan buaya di Kali PIK, meski hewan tersebut telah ada sejak sebelum kawasan elit itu dibangun.
Meski demikian, kekhawatiran tetap ada. Rudi menyadari, buaya merupakan hewan liar yang berpotensi membahayakan manusia, terutama jika ukurannya semakin besar.
Di sisi lain, Rudi mengaku memiliki ketertarikan pada satwa liar dan justru merasa senang bisa melihat buaya dari jarak dekat.
“Sukanya melihat buaya senang karena kan hewan liar saya suka binatang,” tutur Rudi.
Keberadaan buaya di Kali PIK juga telah menjadi perhatian Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi DKI Jakarta. Sebagai langkah antisipasi, BKSDA memasang dua spanduk peringatan di sekitar lokasi.
Spanduk tersebut berisi imbauan agar warga tidak beraktivitas di pinggir kali, seperti memancing, berenang, atau mencuci pakaian.
Selain itu, BKSDA juga memastikan sejauh ini keberadaan buaya belum mengganggu aktivitas petugas UPS Badan Air maupun warga sekitar.
“BKSDA nanya kira-kira buaya ini udah ganggu belum, saya bilang belum karena masih kecil cuma kan suatu saat nanti gede kalau gede justru mengancam jiwa,” ucap Rudi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.