Jakarta –
Kementerian Sosial (Kemensos) mengirim bantuan logistik, mendirikan tenda serba guna serta dapur umum untuk korban gempa di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Bantuan dikirim langsung dari Gudang Sentra Nipotowe Palu.
“Atas arahan Pak Mensos, kami langsung bergerak, menyalurkan bantuan yang dibutuhkan seperti kasur, selimut, paket family kit, paket perlengkapan anak, tenda gulung, hingga tenda keluarga dan tenda serbaguna. Bantuan ini diutamakan untuk memastikan keselamatan, dan kenyamanan, khususnya bagi anak-anak dan kelompok rentan,” kata Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Masryani Mansyur dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Diketahui, gempa dengan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah darat sekitar 70 kilometer barat daya Poso pada Kamis malam (24/7) pukul 20.06 WITA. Rentetan gempa susulan memaksa 943 kepala keluarga atau 3.772 jiwa harus mengungsi. Rinciannya, 1.963 jiwa berasal dari Kecamatan Pamona Selatan dan 1.809 jiwa dari Kecamatan Pamona Tenggara.
Sejumlah titik pengungsian terpusat telah didirikan di desa-desa terdampak, antara lain:
Halaman Gereja Damai Tindoli: 40 kepala keluarga (KK)/167 jiwaLapangan Bola Desa Tolambo: 72 KK/251 jiwaKantor Kepala Desa Tolambo: 31 KK/90 jiwa
Sampai saat ini, tidak ada korban jiwa, namun tercatat lima orang mengalami luka-luka dan lima rumah rusak. Bantuan yang dikirim Kemensos difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Selain itu, satu unit Tenda Serbaguna Keluarga telah didirikan di Desa Tindoli, sebagai ruang belajar anak-anak pada siang hari dan tempat istirahat pengungsi pada malam hari.
Sebagai informasi, pemerintah daerah melalui Bupati Poso telah menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari, mulai 25 Juli hingga 7 Agustus 2025. Selama periode ini, seluruh unsur terkait terus mengintensifkan asesmen, evakuasi, dan penyaluran bantuan logistik, termasuk TNI-Polri, Tagana, PKH, TKSK, serta aparat desa.
Saat ini, sebagian besar warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Sementara, sebagian lainnya memilih mendirikan tenda mandiri di halaman rumah masing-masing karena gempa susulan masih kerap terasa.
(akn/ega)





