Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kakorlantas Tegaskan Truk Sumbu 3 Dilarang Masuk Tol Selama Operasi Nataru Megapolitan 23 Desember 2025

Kakorlantas Tegaskan Truk Sumbu 3 Dilarang Masuk Tol Selama Operasi Nataru
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menegaskan, truk sumbu 3 ke atas dilarang beroperasi di jalan tol selama pelaksanaan Operasi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Penegasan itu disampaikan Agus merespons masih ditemukannya truk sumbu 3 yang beroperasi di wilayah Karawang, Jawa Barat, yang juga menjadi perhatian Kapolda Jawa Barat.
“Kalau masalah SKB (Surat Keputusan Bersama pelarangan angkutan barang sumbu 3), sebetulnya SKB itu sebelum operasi sudah kita lakukan koordinasi, sehingga SKB itu sudah menjadi kesepakatan,” kata Agus dalam keterangannya saat meninjau arus lalu lintas di KM 29, Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Ia menjelaskan, dalam kesepakatan awal memang sempat terdapat ketentuan
window

time
atau waktu toleransi.
Namun, setelah dilakukan evaluasi pada hari pertama operasi bersama Menteri Perhubungan, diputuskan tidak ada
window time
bagi truk sumbu 3 di jalan tol.
“Setelah kita evaluasi hari pertama, kami dengan Pak Menteri Perhubungan, tidak ada
window

time
, tetapi untuk sumbu 3 tidak boleh selama operasi di dalam tol,” ujar Agus.
Meski demikian, Agus menyebutkan masih ada pengecualian bagi truk sumbu 3 di luar jalan tol.
Truk sumbu 3 diperbolehkan melintas di jalan arteri dan jalan provinsi dengan ketentuan waktu tertentu.
“Di arteri itu jam 17.00 WIB sampai malam hari itu boleh. Jadi window time-nya adalah di arteri dan jalan-jalan provinsi,” kata dia.
Agus menegaskan, larangan tersebut berlaku tegas di jalan tol selama Operasi Nataru.
“Tetapi untuk di jalan tol itu tidak diberlakukan window time, tetapi selama operasi sumbu 3 dilarang,” ujarnya.
Selain penertiban truk, Kakorlantas juga menyiapkan skema antisipasi kepadatan di sejumlah titik, termasuk di
rest area
.
Agus menjelaskan, potensi kepadatan di jalan tol berawal dari bangkitan arus yang kemudian memicu
bottleneck
, terutama saat penyempitan lajur.
“Setelah bangkitan arus nanti bottleneck dari lajur empat menjadi dua, dan sampai ke Trans Jawa baru nanti persoalannya di rest area,” kata Agus.
Jika terjadi kepadatan di rest area, salah satu langkah yang disiapkan adalah penerapan
contraflow
.
Selain itu, skema buka-tutup rest area juga akan dilakukan apabila kapasitas tidak lagi mampu menampung kendaraan.
“Ketika rest area sudah tidak mampu, nanti akan kita lakukan rekayasa buka tutup,” ujar dia.
Agus menambahkan, meski pada periode Nataru ini kepadatan di rest area diperkirakan tidak terlalu signifikan, seluruh skenario pengamanan telah disiapkan dan dikoordinasikan dengan para pemangku kepentingan.

Stakeholder
sudah melakukan upaya-upaya, baik buka tutup yang ada di rest area tersebut,” kata Agus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.