Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Jakarta Masuk Daftar Kota Paling Bahagia Dunia, Warga: Masih Banyak Ketimpangan Megapolitan 14 Oktober 2025

Jakarta Masuk Daftar Kota Paling Bahagia Dunia, Warga: Masih Banyak Ketimpangan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Media asal Inggris,
Time Out,
menobatkan Jakarta sebagai Kota Paling Bahagia urutan ke-18 di dunia berdasarkan survei tahunan yang melibatkan penilaian dari warganya sendiri.
Survei tersebut menggunakan sejumlah indikator, seperti seni dan budaya, kuliner, akses pejalan kaki, keterjangkauan, kualitas hidup, kebahagiaan, dan kehidupan malam.
Namun, sebagian warga menilai Jakarta belum sepenuhnya layak menempati posisi tersebut.
Seorang warga Jakarta Timur, Ijoel (30), mengaku terkejut dengan hasil survei tersebut.
“Sebagai orang Betawi asli dan aktif membahas Jakarta melalui media sosial, menurut saya belum saatnya (Jakarta) masuk urutan nomor 18 sedunia dalam kategori Kota Paling Bahagia,” kata Ijoel kepada
Kompas.com
, Selasa (14/10/2025).
Ia menyoroti ketimpangan sosial, pembangunan, dan budaya yang menurut dia masih terlihat jelas di berbagai wilayah Jakarta.
“Masih perlu pemerataan dalam memperhatikan kemajuan di seluruh wilayah. Di tengah Jakarta Pusat pun masih ada ketimpangan sosial,” ungkapnya.
Warga lainnya, Hendri (45), juga memiliki pandangan serupa. Ia menilai bahwa program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum sepenuhnya menjangkau masyarakat menengah ke bawah.
“Akses programnya itu kan masih belum sampai ke bawah. Keluhan masyarakat bawah itu, pejabat-pejabat enggak tahu,” kata Hendri, ditemui di kawasan Blok M.
Meski demikian, Hendri tidak sepenuhnya menolak gelar “kota bahagia” bagi Jakarta. Ia menilai perputaran ekonomi di ibu kota merupakan yang terbaik di Indonesia, sehingga memberikan banyak peluang bagi warganya.
“Sebenarnya transportasinya sudah baik, lebih bagus dari kota lain. Tapi belum semua warga bisa akses,” katanya.
Menurut Hendri, perkembangan infrastruktur transportasi Jakarta baru mencapai sekitar 70 persen dan masih perlu pemerataan agar lebih inklusif.
Sementara itu, Terri (40), yang sebelumnya tinggal di Tangerang, menilai bahwa transportasi umum menjadi salah satu faktor yang membuat Jakarta relatif lebih nyaman dibanding kota penyangga lainnya.
“Masih mending Jakarta karena transumnya lebih banyak,” kata Terri, ditemui terpisah.
Ia juga menilai bahwa Jakarta adalah kota yang dapat memenuhi hampir semua kebutuhan warganya.
“Bahagianya tuh mungkin karena serba ada ya. Apa saja ada di Jakarta kan, kulinernya, fasilitasnya, hiburannya,” ujar Terri.
Meski demikian, Terri menilai kemacetan dan proyek perbaikan jalan yang tiada henti menjadi catatan utama yang mengganggu kenyamanan warga.
“Kurangnya di macet itu sih. Soalnya kan ada saja proyeknya, galiannya itu. Macetnya juga enggak habis-habis,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.