Ironi Jalanan Kampung di Jakarta Pusat, Tak Pernah Diaspal Puluhan Tahun
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
— Warga Kampung Karet Pasar Baru 1, Karet tak mengenal aspal di rumahnya meski berada dikelilingi pusat bisnis di kawasan Karet, Jakarta Pusat.
Perkampungan yang terletak di samping Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak itu hanya dihiasi jalanan berupa tanah berbatu yang berdebu saat musim kemarau dan becek saat hujan tiba.
Awalnya, jalanan itu merupakan lahan bekas pemakaman yang sempat dipugar pada 1993.
Namun, hingga saat ini, belum pernah ada perbaikan maupun pengaspalan jalan.
“Memang jalannya tanah begini. Kalau hujan becek, kalau musim kemarau debunya banyak,” ucap Khalifa (55) salah satu pedagang yang telah 35 tahun menghuni tempat itu.
Senada, Sobari (55) warga lainnya juga mengonfirmasi bahwa kondisi jalanan itu sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Bahkan, menurutnya saat kemarau tiba, debu jalanan sering masuk ke dalam rumah. Sementara, jalanan berubah menjadi lumpur saat musim hujan.
“Lalu kalau musim hujan becek. Sudah puluhan tahun, kami warga sudah terbiasa,” kata Sobari.
Kondisi itu pun membuat warga yang tinggal persis di tepi
Jalan Karet Pasar Baru Barat
itu rentan mengalami gangguan pernapasan.
Sobari menyebut, tak jarang warga mengalami batuk berkepanjangan akibat debu di kawasan tersebut.
“Ya kalau batuk-batuk sering. Tapi karena sudah terbiasa, mungkin warga sudah tidak terlalu memikirkannya,” ucap Sobari.
Kompas.com/Dian Erika Kondisi Jalan Karet Pasar Baru Barat, Karet, Jakarta Pusat, yang masih berupa tanah pada Jumat (28/11/2025).
Sobari menyebut, warga maupun pengurus RT setempat sudah sering mengajukan perbaikan jalan ke pemerintah.
“Dari pihak RT, RW, dan kecamatan sudah sering mengajukan perbaikan ke pemerintah kota,” ucapnya.
Warga pun baru mendapat kabar baik pada pertengahan November lalu, setelah Wali Kota
Jakarta Pusat
Arifin mengunjungi lokasi tersebut.
“Hanya saja baru tahun ini berhasil mendapat perhatian. Mungkin karena pengaruh anggaran juga ya. Kemarin sudah dikunjungi Pak Wali, pas pertengahan November lalu,” kata Sobari.
Dari kunjungan itu, pihak RT sudah memberi kabar bahwa jalanan itu akan segera diaspal.
Sobari pun berharap rencana itu bisa segera direalisasi karena ruas yang perlu ditangani sebenarnya tak sampai satu kilometer.
Terlebih, di lokasi tersebut sangat rentan menjadi tak layak dilintasi apabila kondisi sudah memasuki musim hujan.
“Anak sekolah kasihan kalau hujan. Sudah hujan, lewat jalannya susah karena tanah semua dan becek,” tutur Sobari.
Selain fasilitas warga, perbaikan jalan juga diharapkan diperbaiki karena merupakan akses utama peziarah yang akan menuju TPU Karet Bivak.
“Semoga ya nanti bisa lebih rapi jalannya. Orang tetap bisa jualan dan pengunjung makam bisa lewat samping sini kalau ziarah. Kan enak lewat atau parkirnya,” ucap Sobari.
Ia juga berharap perbaikan jalan membuat kesehatan warga jadi lebih terjamin dan tidak mudah sakit karena debu.
“Kalau untuk warga ya supaya lebih sehat, tidak batuk-batuk karena debu masuk rumah. Kalau hujan juga kita repot becek lagi. Kayaknya di Jakarta Pusat cuma kampung kita yang begini,” ujar Sobari.
Sementara itu, Khalifa juga berharap agar dirinya dan pedagang lainnya tidak terusir apabila pembangunan jalan sudah dilakukan.
“Harapannya ya kita tetap boleh dagang, lalu jalanan nanti sudah selesai dibangun,” ucap Khalifa.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKU Jakarta pun memastikan pengaspalan jalan tersebut akan segera dilakukan.
Kepala Pusdatin Bina Marga DKI Jakarta, Siti Dinarwenny menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan lahan dan melakukan penanganan sementara.
Penanganan itu dilakukan dengan menggunakan bahan rap, yaitu material daur ulang permerasan aspal sebagai campuran aspal baru.
“Pekerjaan ini dilaksanakan bersama Unit Alkal Dinas Bina Marga. Ke depannya, konstruksi jalan akan dilapis dengan materual aspal agar aksesibilitas dan kenyamanan masyarakat semakin optimal,” kata Wenny saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (29/11/2025).
Wenny pun menargetkan proyek pengaspalan jalan tersebut dapat diselesaikan sebelum pergantian tahun.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Ironi Jalanan Kampung di Jakarta Pusat, Tak Pernah Diaspal Puluhan Tahun Megapolitan 30 November 2025
/data/photo/2025/11/28/692960aa0ff02.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/11/01/69059ead07126.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/11/28/6929609e5bd37.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418500/original/041646200_1763620464-Materi_2_dan_3__3_.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/12/05/6932c987197cb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/06/24/685a6fb8bf3cb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/6933d218396ce.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/6933b0d037df8.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2023/08/28/64ec7c8b95ce2.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/05/693230daa69eb.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)