Hotman Paris Desak Direksi RS di Kuningan Jabar Dicopot Usai Bayi Pasien Meninggal
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pengacara
Hotman Paris
Hutapea mendesak pencopotan seluruh jajaran direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kuningan, Jawa Barat, atas dugaan kelalaian yang menyebabkan bayi dari pasien bernama
Irmawati
meninggal dunia.
Desakan itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Mall Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, Sabtu (12/7/2025).
“Kalau Bapak Kang Dedy Mulyadi maupun Bupati Kuningan tidak segera mengganti semua direksi dari Rumah Sakit Umum itu, maka rakyat akan mempertanyakan,” kata Hotman.
Ia menilai insiden itu mencerminkan kelalaian serius dan ketidakpekaan pihak rumah sakit terhadap keselamatan pasien.
Karena itu, selain laporan pidana, pihak keluarga juga akan menempuh jalur perdata.
“Di samping laporan pidana, juga akan mengajukan gugatan perdata kepada semua pihak terkait, termasuk kepada susunan direksi Rumah Sakit itu, agar semua dicopot,” ujarnya.
Hotman mengecam keras dugaan kelalaian tersebut dan menyebut peristiwa itu sebagai tragedi kemanusiaan.
Ia menyoroti tidak adanya dokter jaga maupun dokter kandungan selama Irmawati dalam kondisi kritis.
“Sekali lagi kepada Bapak Menteri Kesehatan, Bapak Gubernur Jawa Barat, sahabat saya Kang Dedy Mulyadi, dan Bupati Kuningan, mohon segera dilakukan tindakan tegas terhadap oknum pejabat, direksi, maupun dokter yang bertanggung jawab di RSUD,” tegas Hotman.
Diketahui, Irmawati mengalami pecah ketuban di rumah pada Sabtu (14/6/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, lalu dirujuk ke RS di Kuningan, Jawa Barat.
Namun, selama dua hari dirawat, ia tidak mendapat penanganan medis dari dokter hingga bayinya dinyatakan meninggal dalam kandungan.
“Ketuban terus-menerus keluar sampai, katanya, petugas kebersihan harus membersihkannya berkali-kali. Tapi tidak ada satu pun dokter yang datang malam itu. Bahkan dokter jaga pun tidak ada, apalagi dokter kandungan,” tutur Hotman.
Irmawati tercatat sebagai pasien rutin di RSUD setempat. Sejak awal, ia telah diberi tahu bahwa dirinya mengidap autoimun dan harus melahirkan lewat operasi caesar.
“Saya di sini cuma berharap, meminta keadilan buat anak saya, karena selama saya di rumah sakit saya merasa diterlantarkan. Bayi ini saya menunggunya tujuh tahun dari pernikahan,” ujar Irmawati sambil menahan tangis.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hotman Paris Desak Direksi RS di Kuningan Jabar Dicopot Usai Bayi Pasien Meninggal Megapolitan 12 Juli 2025

/data/photo/2025/11/24/6923d3c8dc920.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/11/25/6925a6b23bfa1.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)


/data/photo/2025/12/06/69341f9033588.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340d46b04da.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)