Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hangatnya Sepiring Makan Gratis untuk Mahasiswa Perantau dari Sumatera… Megapolitan 8 Desember 2025

Hangatnya Sepiring Makan Gratis untuk Mahasiswa Perantau dari Sumatera…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Bencana banjir bandang yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), dan Sumatera Utara (Sumut) juga berdampak bagi mahasiswa perantau asal wilayah itu.
Mereka yang keluarganya terdampak bencana seketika tak lagi dikirimi uang oleh orangtua. Kehidupan mereka di perantauan pun menjadi sulit karena tak ada uang untuk makan.
Namun, ternyata masih banyak orang baik. Mereka berlomba-lomba mengulurkan tangan untuk para mahasiswa perantau, salah satunya memberikan makanan gratis.
Bantuan inilah yang digerakkan Muhammad Arkan (27), seorang Youtuber otomotif, dan Rahmad, pemilik Warung Mie Aceh Semeru di Kota Bogor.
Arkan melakukan aksi solidaritas bagi mereka yang terdampak bencana banjir bandang di Sumatera dengan mem-
booking
dua warung makan untuk menyediakan makanan gratis bagi mahasiswa asal Aceh, Sumut, dan Sumbar.
“Baru mulai tanggal 5 Desember kemarin, mungkin bisa jalan sampai dua minggu ke depan karena kebetulan ini pakai dana pribadi saya,” ujar Arkan saat dihubungi
Kompas.com,
Minggu (7/12/2025).
Dua warung makan yang Arkan
booking
untuk menyediakan
makan gratis
adalah Warteg Karunia Bahari di dekat Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat dan Warteg Kharisma Bahari yang terletak sekitar 50 meter dari Kampus Universitas Pamulang (UNPAM).
Aksi ini ia jalankan menggunakan dana pribadi.
Ia menitipkan deposit harian ke kedua warteg itu untuk menyediakan 50 hingga 100 porsi makanan seharga Rp 15.000 per porsi, yang diberikan gratis kepada mahasiswa perantauan.
Untuk mendapatkan makanan gratis, para mahasiswa cukup menunjukkan unggahan program makan gratis di Instagram @mass.arkan di warteg yang dibooking Arkan.
Selanjutnya, mahasiswa tersebut dapat menunjukkan kartu tanda mahasiswa serta menyatakan kota asal mereka kepada pemilik warteg yang bersangkutan.
Usai proses verifikasi, mahasiswa perantau dari Sumatera tersebut bebas memilih menu makanan dan minuman apa pun yang tersedia, dengan seluruh biaya ditanggung Arkan.
“Sekitar 70-an mahasiswa dan mahasiswi (yang sudah merasakan makan gratis),” ujar dia.
Aksi solidaritas ini muncul didasarkan oleh pengalaman pribadi Arkan.
Pasalnya, selama masa kuliah sebagai perantau ia harus mandiri sejak kuliah lantaran tak ada bantuan keuangan dari orangtua.
Ia pun bekerja untuk membiayai hidupnya di Ibu Kota, meskipun gaji yang ia terima saat itu masih di bawah upah minimum.
“Sempat (kesusahan beli makan) kuliah di Mercu Buana kelas karyawan, kesusahan karena kerja belum UMR saat itu dan harus dibagi antara beli makan dan bayar kuliah,” ujar dia.
Pengalaman tersebut mendorong Arkan untuk membantu mahasiswa perantau yang keluarganya terdampak bencana dan belum bisa mengirim uang.
“Jadi, jangan sampai orang lain ngerasain itu juga, apalagi sekarang kondisinya sedang dalam musibah yang tentunya orangtua mereka enggak bisa kirim uang untuk anaknya,” tutur dia.
Ia berharap pemerintah ikut turun tangan untuk membantu mahasiswa perantau yang keluarganya terdampak bencana.
“Kalau bisa mulai di data saja mahasiswa yang asalnya dari tempat terdampak bencana, karena mereka benar-benar enggak ada penghasilan dan hanya mengandalankan kiriman uang dari orang tua, sedangkan orang tuanya tidak bisa kirim uang. Jadi, banyak mahasiswa yang sudah tidak makan berhari-hari,” jelas dia.
Sementara itu, di sebuah warung di Kota Bogor yang hanya berukuran lebar sekitar enam meter dan panjang 10 meter ini, sebuah piring dengan hidangan mi aceh disajikan lengkap beserta menu lainnya untuk mahasiswa perantauan asal Aceh dan Sumatera.
Warung makan itu adalah Warung Mie Aceh Semeru, milik Rahmad.
Ia memberikan makan secara gratis kepada mahasiswa asal Aceh dan Sumatera yang terdampak bencana.
Para mahasiswa bebas memesan menu apa pun yang mereka inginkan tanpa dipungut biaya.
Bagi Rahmad, bantuan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa asal Aceh dan Sumatera yang sedang berada di masa-masa sulit.
“Biasanya kan kalau terjadi musibah, kita hanya fokus ke korban yang berdampak langsung. Sedangkan korban-korban yang tidak secara langsung seperti anak-anak (mahasiswa perantauan) itu sering terlupakan, padahal mereka juga harus kita bantu,” ucap Rahmad saat ditemui, Kamis (4/12/2025).
Para mahasiswa yang datang ke warungnya tidak hanya mendapat makanan dan minuman gratis, tetapi mereka juga diberikan bantuan berupa sembako dan donasi berupa uang tunai.
“Ada yang rutin datang ke sini untuk makan. Nanti setelah makan kita berikan bantuan sembako sama donasi, uang saku ah untuk bantu-bantu,” sebut dia.
Banyak mahasiswa yang mengunjungi warung makannya masih mengalami kendala komunikasi dengan keluarga di kampung halaman.
Selain itu, mereka juga menghadapi masalah keterlambatan transfer uang dari keluarga akibat kondisi tertentu.
Padahal dana tersebut sangat penting untuk menunjang studi dan kebutuhan pokok mereka.
“Mereka harus bertahan hidup di tempat perantauan. Sementara, mereka juga butuh biaya untuk kuliah dan makan,” tutur dia.
Rahmat juga terdampak atas
bencana Sumatera
itu. Rumah keluarganya di Aceh ikut hancur.
Hal itu membuatnya berpikir momen inilah saatnya para warga saling membantu.
“Kebetulan saya punya rezeki lebih, jadi saya bantu sebisa mungkin. Sudah saatnya kita saling bantu membantu,” imbuh dia.
Ia menjelaskan, aksi sosial di warungnya ini akan terus berjalan hingga kondisi Aceh dan Sumatera sudah pulih kembali. Selama wilayah di Aceh dan Sumatera masih butuh penanganan, selama itu pula Warung Mie Aceh Semeru akan terus berbagi.
“Untuk makan gratis di Mie Aceh Semeru ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Selama belum kondusif, Mie Aceh Semeru ini menjadi rumah kedua bagi mereka. Silakan datang ke sini, makan sepuasnya, makan semaunya,” pungkas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.