Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Gunung Semeru: Update Terbaru

25 November 2025 – Rentetan 8 Kali Erupsi Dini Hari, Ancaman Abu Vulkanik Masih Tinggi

Pada 25 November, aktivitas vulkanik kembali meningkat. Dalam rentang waktu 00.20–05.33 WIB, Gunung Semeru tercatat mengalami delapan kali erupsi beruntun. Erupsi terakhir menyemburkan kolom abu setinggi kurang lebih 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu pekat yang menunjukkan campuran asap vulkanik dan material hasil letusan.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto mengatakan erupsi pertama terjadi pukul 00.20 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 700 meter di atas puncak.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara,” kata Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, dikutip dari Antara, Selasa (25/11/2025).

Arah angin dini hari bergerak ke utara sehingga wilayah di sisi utara gunung mendapat dampak sebaran abu. Penduduk yang tinggal di area tersebut kembali diimbau menggunakan masker serta membatasi aktivitas luar ruangan untuk mengurangi risiko iritasi pernapasan. Situasi ini menandakan bahwa aktivitas Semeru masih fluktuatif dan belum menunjukkan kecenderungan pelemahan signifikan.

Dalam kondisi tersebut, otoritas kebencanaan kembali mempertegas rekomendasi keselamatan. Warga dan relawan dilarang mendekati alur sungai atau lembah yang berpotensi menjadi jalur aliran awan panas dan lava. Jalur pendakian tetap ditutup total dan dipastikan belum ada rencana pembukaan kembali sebelum aktivitas vulkanik stabil. Semua aktivitas mitigasi difokuskan untuk meminimalkan korban jiwa dan menjaga jarak masyarakat dari zona merah.

24 November 2025 – Status Tetap Awas, Kerusakan Lahan dan Infrastruktur Mulai Terlihat

Memasuki 24 November, Gunung Semeru masih berada pada level aktivitas tertinggi yaitu Level IV. Meski tidak terjadi erupsi besar seperti pada 19 November, aktivitas vulkanik di puncak masih berlangsung dengan intermiten, meliputi gempa letusan, hembusan asap kawah, dan pergerakan material panas di lereng. Pihak berwenang tetap menetapkan zona larangan untuk seluruh aktivitas warga di radius rawan serta pada alur sungai berhulu Semeru.

Dampak kerusakan mulai terdata secara lebih lengkap. Laporan resmi menunjukkan bahwa sekitar 204,63 hektare lahan pertanian rusak, terutama di sektor tanaman pangan dan hortikultura. Peristiwa ini memukul aktivitas ekonomi warga setempat karena banyak tanaman persiapan panen ikut tertimbun material vulkanik. Selain itu, 21 rumah warga mengalami kerusakan berat, sementara 3 orang dilaporkan luka parah akibat terpaan material dan peristiwa terkait evakuasi.

“Selain lahan pertanian seluas 204,63 hektare rusak, ada rumah rusak berat 21 unit, termasuk fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan gardu PLN masing-masing rusak berat satu unit,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muharil di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (24/11/2025).

Total jumlah pengungsi mencapai sekitar 528 orang, tersebar di berbagai titik penampungan. Meski begitu, sebagian warga memilih tetap bertahan di rumah untuk menjaga harta benda, sehingga relawan dan petugas keamanan harus mengedukasi dengan pendekatan intensif. Imbauan juga terus disampaikan agar warga tidak melakukan aktivitas di sungai yang berpotensi dialiri lahar dingin maupun awan panas guguran.

19 November 2025 – Erupsi Besar Disertai Awan Panas, Status Naik ke Level IV

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat tajam pada 19 November 2025. Sekitar pukul 16.00 WIB, Semeru mengalami erupsi dengan kolom abu yang menjulang hingga sekitar 2.000 meter di atas puncak. Jenis material yang teramati didominasi abu pekat, menandakan adanya tekanan magma yang kuat di dalam kawah Jonggring Saloko.

Bersamaan dengan erupsi, terjadi luncuran awan panas dengan jarak luncur mencapai kurang lebih 7 kilometer ke arah sektor tenggara. Dampak seketika dirasakan oleh warga di beberapa desa yang terpapar material vulkanik. Sebagian wilayah sempat gelap akibat hujan abu dan partikel vulkanik yang terbawa angin.

Menyusul peningkatan intensitas aktivitas ini, status Gunung Semeru dinaikkan ke Level IV (Awas) mulai pukul 17.00 WIB. Semua jalur pendakian langsung ditutup, termasuk evakuasi terhadap sekitar 178 pendaki yang masih berada di area Ranu Kumbolo. Selain itu, tercatat lebih dari 300 warga mengungsi ke titik aman karena kekhawatiran kemungkinan erupsi susulan dan lontaran awan panas.