GELORA.CO – Kabar terviral datang dari kalangan warganet sejak Rabu (17/12) kemarin malam. CNN Indonesia dilaporkan telah menghapus footage video jurnalisnya saat meliput berita di Kabupaten Aceh Tamiang dari YouTube.
Dalam cuplikan footage video singkat berdurasi 69 detik itu, jurnalis CNN Indonesia, yang diketahui bernama Irine Wardhanie memberikan laporannya terkait kondisi terkini penanganan pasca banjir di Desa Lubuk Sidup, Kabupaten Aceh Tamiang.
Dengan nada penuh emosional dan berurai air mata, Irine menyebutkan bahwa masih banyak warga dan anak-anak desa tersebut yang belum makan dan hidup serba kekurangan karena terputusnya jembatan yang menjadi satu-satunya jalan penghubung.
“Mungkin ini live terakhir saya di Aceh. Sebagai jurnalis, saya dititipkan warga agar bisa memberitakan yang sebenarnya, dan ini berat buat kami, seberat relawan yang menembus wilayah terdampak,” tutur Irine.
Video tersebut juga menampilkan pemandangan Desa Lubuk Sidup, yang porak poranda akibat diterjang banjir besar.
Dalam liputan tersebut, pembaca berita CNN Indonesia yang sedang bertugas, Heranof Al Basyir berusaha menenangkan Irine.
“Saya akan berusaha berdialog dengan pihak istana dalam segmen berikutnya untuk menjawab pertanyaan terkait mengapa pemerintah belum meminta bantuan asing, dan respon pemerintah,” tutup Heranof.
Sayangnya, footage video tersebut dihapus oleh YouTube. Tidak diketahui alasan mengapa YouTube menghapusnya.
Meski demikian, versi penuh dari video berjudul “VIDEO: Kondisi Terkini Penanganan Pascabanjir di Aceh Tamiang” masih dapat dilihat secara daring di kanal CNN TV melalui web CNN Indonesia.
Warganet sendiri merasa terheran-heran mengapa footage video Aceh Tamiang ditake-down oleh YouTube.
Bahkan, banyak warganet mulai berbondong-bondong untuk mengupload ulang video tersebut dan menjadi viral.
Korban Jiwa di Aceh Tamiang terus bertambah
Banjir besar yang menerjang sebagian Sumatra ini sendiri menelan banyak korban jiwa. Untuk Aceh Tamiang saja, data terbaru dari AJNN menyebutkan total 85 orang meninggal dunia, sebanyak 18 orang luka-luka, dan 159.721 jiwa masih mengungsi.
Dampak kerusakan akibat banjir besar lainnya juga bertambah, yaitu rumah warga yang rusak kini menjadi 19.015 unit dan bangunan rumah toko dan kios sebanyak 146 unit. Jumlah tersebut meliputi kerusak berat maupun ringan.
Selanjutnya jumlah sarana pendidikan yang rusak mencapai 442 unit, fasilitas layanan kesehatan 43 unit, sarana ibadah 56 unit, perkantoran 78 unit, dan empat jembatan juga rusak.
Dapatkan berita dan informasi terkini langsung di ponsel mu! Simak kabar terbaru pop kultur Jepang, anime, teknologi, gaming, hingga industri kreatif di kanal WhatsApp Media Formasi: Gabung Sekarang





