Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Fenomena Ojek Goceng di Harjamukti, Solusi Hemat Waktu Penumpang LRT Megapolitan 13 Agustus 2025

Fenomena Ojek Goceng di Harjamukti, Solusi Hemat Waktu Penumpang LRT
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Sejumlah pengemudi ojek berbiaya Rp 5.000 atau “ojek goceng” di wilayah Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok, menjadi pemandangan khas di sekitar Stasiun LRT Harjamukti.
Layanan ini muncul untuk mengakomodasi warga yang ingin menghemat waktu tempuh antara area parkir dan pintu masuk stasiun.
Jarak yang ditempuh terbilang dekat, tidak sampai satu kilometer. Namun, tarif Rp 5.000 dinilai sepadan dengan waktu yang dihemat, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari.
Banyak penumpang memanfaatkan jasa ini untuk menghindari berjalan kaki.
Sementara, bagi para pengemudi ojek, jasa yang mereka tawarkan menjadi sumber penghasilan untuk menambah pendapatan.
Fenomena ojek goceng awalnya digagas oleh karyawan Taman Rekreasi Wiladatika, Cimanggis, Kota Depok. Ibnu (25), bukan nama sebenarnya, seorang penjaga parkir, menuturkan, jasa ini dahulu dijalankan sambilan.
“Awalnya emang itu karyawan dari taman yang kebetulan lagi libur atau masuk siang, jadi sambil nyambi dia ngojek ke LRT tarif Rp 5.000,” ujar Ibnu.
Mayoritas pengguna jasanya adalah pekerja yang menitipkan kendaraan di area Taman Rekreasi Wiladatika.
“Iya ini parkiran emang kebanyakan dari pekerja, ada juga yang memang baru pertama kali pasti parkir di sini. Tapi emang rata-rata pekerja yang parkir atau titip motor di sini,” jelasnya.
Seiring waktu, peluang pendapatan dari jasa ini mulai dilirik oleh ojek pangkalan di sekitar Stasiun LRT Harjamukti.
“Kalau sekarang mah udah banyak opang yang ikut, jadi bukan cuma karyawan taman lagi,” kata Ibnu.
Sejumlah pengemudi mengatakan, ide ojek goceng ini bukan hal baru. Rudianto (56), pengemudi yang sudah lama beroperasi di kawasan ini menyebut, ojek goceng sudah ada sejak masa pembangunan LRT Harjamukti, sekitar dua tahun lalu.
“Awalnya tuh karena dulu parkirnya jauh, orang pulang pergi naik LRT kan motornya di sini. Kalau yang parkir di sini (rata-rata) pergi naik kereta, kejar waktu pulang, sampai sini baru naik bus, baru ambil motor di sini. Jadi ekstra Rp 5.000 dia,” kata Rudianto.
Dia menuturkan, masa awal LRT beroperasi menjadi periode paling ramai bagi ojek goceng. 
Sulistyawati (45), pengemudi lain, mengatakan, sejak awal tarif ojek Rp 5.000 memang ditujukan untuk menarik penumpang yang membutuhkan akses cepat ke stasiun.
“Ada LRT, ya kita idelah. Coba kita ngadain ojek-ojek ke bawah itu ke LRT, Rp 5.000. Pasti kan kalau orangnya banyak, jadi banyak (pendapatan),” ucapnya.
Sulistyawati menjelaskan, tarif tersebut umumnya diberlakukan pada pagi dan sore hari, yakni pukul 05.00–07.00 atau 16.00–20.00.
Di luar jam tersebut, pengemudi akan menggunakan tarif normal. Meski begitu, jika penumpang ingin diantar menuju LRT atau atau sebaliknya, tarif Rp 5.000 masih berlaku.
Saat awal Stasiun LRT Harjamukti beroperasi, para pengemudi bisa mengantongi ratusan ribu rupiah dari ojek goceng. 
“Ya pas masih awal-awal LRT dibangun bisa Rp 200.000 tuh. Iya, dulu mah kan parkirnya di sini semua (area Taman Rekreasi Wiladatika), orang lagi
booming-booming-
nya naik LRT,” katanya.
“Dulu mah dari jam lima sampai jam sembilan itu enggak putus-putus, penumpang datang terus. Rasanya nggak sempet istirahat,” ujarnya.
Kini, menurut dia, kondisi berubah. Dengan bertambahnya lahan parkir dekat stasiun, jumlah penumpang ojek goceng berkurang.
“Kalau sekarang mah dapetnya Rp 30.000, Rp 20.000. Emang ngandelinnya buat jam-jam kerja,” ucapnya.
Sementara, pengemudi lain bernama Farhan (18) mengaku bisa menyisihkan penghasilannya untuk hiburan, seperti membeli
skin hero
 gim daring Mobile Legend.
“Lumayan aja sih, contohnya saya beli
skin
(Mobile Legend). Ya, lumayanlah ya,” kata Farhan.
Farhan biasanya mengantongi Rp 40.000 hingga Rp 60.000 pada pagi hari, tergantung ramai tidaknya penumpang.
“Pagi tuh ada 14 atau 15 motor, gitulah. Jadi emang ada antreannya. Kalau kita datang duluan, ya kita yang berangkat duluan,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.