Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dugaan Pungli yang Berujung Kepsek SMAN 9 Tambun Selatan Dinonaktifkan Dedi Mulyadi Megapolitan 7 Juni 2025

Dugaan Pungli yang Berujung Kepsek SMAN 9 Tambun Selatan Dinonaktifkan Dedi Mulyadi
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menonaktifkan Kepala SMAN 9 Tambun Selatan, Kurniawati, setelah didemo ratusan pelajarnya pada Selasa (3/6/2025).
Para siswa memprotes terkait dugaan tanda tangan pengadaan snack fiktif sejumlah kegiatan sekolah.
Para pelajar juga mempersoalkan dugaan pungutan liar berkedok sumbangan pembangunan gedung sekolah dan pembelian
air conditioner
(AC) atau alat pendingin ruangan mushala yang hingga kini tak tampak hasilnya.
Penonaktifan Kurniawati agar audit yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terhadap keuangan sekolah berjalan transparan.
Humas SMAN 9 Tambun Selatan, Sahri Ramadan membenarkan bahwa Kurniawati dinonatifkan Dedi setelah didemo pelajarnya.
“Iya betul dinonaktifkan Bapak Gubernur, hanya saja saya tidak tahu kapan persisnya,” kata Sahri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/6/2025).
Sahri juga membenarkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah melakukan audit pasca-aspirasi pelajar mencuat ke publik.
“Tapi untuk audit itu benar,” ungkap Sahri.
Saat ini, sejumlah guru SMAN 9 Tambun Selatan tengah dipanggil Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah III Jawa Barat untuk dimintai keterangan perihal masalah internal sekolah mereka.
Selain itu, internal sekolah juga tengah membahas pengganti sementara posisi Kurniawati setelah dinonaktifkan Dedi.
“Sedang dibahas di internal,” ucap dia.
Kegiatan akademik SMAN 9 Tambun Selatan dipastikan tetap berjalan normal pasca-kepala sekolah dinonaktifkan Dedi.
“Tidak terganggu, tetap berjalan normal seperti biasanya,” ujar Sahri.
Sahri juga mengungkapkan bahwa kepala sekolah sudah dua hari tak masuk ke kantor, tepat sehari setelah didemo ratusan pelajarnya.
Kurniawati disebut tak masuk ke kantor tanpa pemberitahuan ke pimpinan sekolah lainnya.
“Iya tanpa pemberitahuan,” ungkap Sahri.
Sahri juga menuturkan bahwa tidak ada intimidasi terhadap pelajar yang melancarkan aksi demonstrasi terhadap Kurniawati.
Ia memastikan bahwa SMAN 9 Tambun Selatan secara kelembagaan menjamin kebebasan berpendapat para pelajar untuk menyuarakan aspirasinya.
“Tidak ada intimidasi sama sekali atau ancaman lainnya, sekolah menjamin kebebasan berpendapat para peserta didik,” imbuh dia.
Sementara itu, para pelajar SMAN 9 Tambun Selatan merayakan keputusan Dedi yang menonaktifkan kepala sekolahnya.
“Iya saya senang, teman-teman juga merespons riang gembira, enggak sampai sujud syukur,” ujar seorang pelajar SMAN 9 Tambun Selatan, Dirham (nama samaran) kepada Kompas.com.
Dirhman mengatakan, kepemimpinan Kurniawati selama ini kurang baik saat menjabat sebagai kepala sekolah.
Para siswa selama ini juga kerap menyampaikan masukan untuk membenahi permasalahan internal sekolah, tetapi saran tersebut tak pernah dilaksanakan Kurniawati.
“Masukan didengar, tapi tidak dilaksanakan,” ujar Dirham.
Setelah dinonaktifkan, Dirham berharap Kurniawati segera diganti dengan kepala sekolah yang baru.
“Iya berharap semoga kepala sekolahnya yang lebih baik,” imbuh dia.
Humas SMAN 9 Tambun Selatan, Sahri Ramadan mengakui adanya permintaan sumbangan dana pembangunan gedung sekolah.
“Memang ada sumbangan akademik dan non-akademik. Tapi itu sifatnya tidak wajib bagi siapa saja yang ingin menyumbang,” kata Sahri, Selasa (3/6/2025).
Sahri mengeklaim dana sumbangan tersebut sudah sesuai kesepakatan.
Selain itu, dana sumbangan tersebut juga tidak dibatasi besarannya.
“Kami tidak pernah membatasi dalam satu tahun ini sekian. Jadi kesanggupan orang tua saja begitu,” ujar dia.
Ia menyatakan persoalan dana sumbangan ini menjadi pembelajaran internal sekolah. Sahri berjanji sekolahnya akan mengevaluasi kegiatan permintaan dana sumbangan tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.