Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dari Kampus UI, Wawali Tidore Tegaskan Ruang Bebas Anak Muda Bangun Daerah

Abadikini.com, DEPOK – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan di bawah kepemimpinan Wali Kota Muhammad Sinen dan Wakil Wali Kota Ahmad Laiman menegaskan komitmennya membuka ruang seluas-luasnya bagi komunitas anak muda untuk terlibat aktif membangun daerah melalui kreativitas dan inovasi.

Penegasan itu disampaikan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Ahmad Laiman, saat menjadi pembicara dalam Rantau Fest 2025 yang digelar Paguyuban Mahasiswa Maluku Utara Universitas Indonesia (UI), bertema “Belajar Jauh-jauh, Balik Bangun Daerah” di Makara Art Center UI, Depok, Jawa Barat, Sabtu (20/12/2025).

Dalam forum tersebut, Ahmad Laiman menyoroti masih minimnya ruang yang diberikan kepada anak muda untuk mengembangkan potensi. Padahal, menurutnya, Maluku Utara memiliki sejarah besar tentang bagaimana perbedaan dapat dirajut menjadi kekuatan, sebagaimana dicontohkan para pahlawan seperti Sultan Nuku dan Sultan Babullah.

“Sering kali talenta tidak tumbuh bukan karena tidak mampu, tapi karena tidak diberi ruang. Sejarah Maluku Utara mengajarkan bahwa perbedaan justru bisa menjadi kekuatan besar,” ujar Ahmad Laiman.

Ia menegaskan, ke depan tidak boleh lagi ada sekat-sekat identitas kedaerahan seperti Tidore, Ternate, Maba, atau Galela. Semua harus bergerak bersama, saling terhubung, dan berkolaborasi dengan mengedepankan kekhasan masing-masing daerah.

“Tidak ada lagi sekat. Semua punya peran, semua terkoneksi. Kota Tidore hari ini membuka ruang kolaborasi bagi seluruh komunitas untuk saling menguatkan dan membangun,” tegasnya.

Lebih lanjut, Wakil Wali Kota menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi utama kemajuan daerah. Kota Tidore Kepulauan, kata dia, membutuhkan anak-anak muda kreatif dan inovatif yang mampu menjadi “tambang pemikiran” bagi masa depan daerah.

“Pengembangan SDM itu kunci. Gagasan harus terus diajukan dan tentu membutuhkan dukungan bersama agar bisa diwujudkan,” tambahnya.

Saat menyinggung isu sumber daya alam (SDA), Ahmad Laiman menegaskan sikap tegas Pemkot Tidore Kepulauan. Di tengah maraknya eksploitasi tambang di wilayah sekitar, Tidore justru diarahkan menjadi daerah penyangga (buffer zone) di Maluku Utara.

“Kita dikelilingi daerah tambang. Sudah saatnya Tidore mengambil posisi berbeda. Ketika orang gila-gilaan menggali tanah atas nama ekonomi, di Tidore itu tidak bisa,” tegasnya.

Menurutnya, hutan dan alam yang dijaga melalui konservasi justru memiliki nilai ekonomi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif menjaga alam Tidore.

“Biarkan hutan tumbuh dan berkembang. Dengan konservasi yang tepat, alam akan memberi dampak baik bagi manusia. Di daerah lain mungkin boleh menambang, tapi di Tidore, alam harus kita jaga,” pungkasnya.