Cerita Warga Rayakan Natal 2025 di Bundaran HI: "Recharge" Energi Tahun Baru Megapolitan 24 Desember 2025

Cerita Warga Rayakan Natal 2025 di Bundaran HI: “Recharge” Energi Tahun Baru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Semarak perayaan Natal tahun 2025 menjadi salah satu cara untuk mengisi ulang energi menyongsong tahun baru 2026 mendatang.
Devi (28), seorang karyawan swasta memilih menghabiskan malam Natal di
Bundaran HI
untuk menikmati
Jakarta
Light Festival.
Devi yang datang bersama rekan kerjanya merasa suasana perayaan Natal tahun ini jauh lebih hidup.
“Jujur tahun ini rasanya lebih ‘dapet’ vibe Natalnya dibanding tahun lalu. Mungkin karena capek kerja, terus pas lihat dihias begini, rasanya kayak recharge lagi,” ujar Devi kepada
Kompas.com
, Rabu (24/12/2025).
Dia dan teman-temannya menyempatkan diri berfoto di trotoar Sudirman yang dihiasi ornamen bertema Natal.
“Buat kita yang warga Jakarta asli, kayak gini tuh lumayan banget sih buat ngelupain stres sebentar, lah, ya, healing, mau tahun baru, kan,” ucap dia.
Fredi (39), salah satu warga asal Menteng, Jakarta Pusat, mengaku momen Natal kali ini menjadi penguat dirinya setelah menghadapi beratnya tantangan di tahun 2025.
“Tahun 2025 bukan tahun yang mudah, ya, buat kita semua. Tapi malam ini, keindahan Natal bikin ingat, lah, kalau Tuhan itu selalu ada buat bantu kita, Tuhan itu selalu ada buat umat-Nya yang percaya,” ujar Fredi.
Fredi merasa terharu melihat antusiasme warga yang berkumpul dan merayakan malam Natal di bawah kelap-kelip ornamen di Bundaran HI.
Meski dikelilingi banyak orang asing yang tidak dikenalnya, ia mengaku merasakan ikatan emosional yang kuat.
“Kumpul rame-rame di sini, ya, walaupun sama banyaknya orang yang enggak dikenal. Habis dari gereja itu bikin kita sadar lagi anugerah Tuhan itu indah sekali. Bahagia banget, malam ini bahagia banget,” ujarnya.
Bagi Fredi, hiasan lampu yang semarak di berbagai sudut menjadi hiburan tersendiri bagi keluarganya, terutama sang buah hati.
“Anak saya senang banget, ya, di sini lihat banyak hiasan-hiasan, ornamen Natal, lampu-lampu, itu, kan, menarik banget buat anak-anak,” kata Fredi.
Namun, bagi dirinya pribadi, momen bernyanyi lagu-lagu pujian bersama iringan musik band di lokasi menjadi puncak kebahagiaan.
“Kalau buat saya sendiri, di tempat nyanyi-nyanyi, tempat ada band itu. Karena, ya, kita jadi bisa nyanyi bareng, bahagia bareng. Karena memang pada dasarnya enggak cuman sekadar memuji Tuhan, tapi juga ada kesenangan. Kayak lagi di gereja, tapi ini suasananya tuh meriah,” ungkapnya.
Sementara itu, Dendi (44) mengaku sengaja datang untuk merayakan malam Natal setelah selesai melaksanakan ibadah Misa di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
“Karena sama anak-anak, pengin foto-foto katanya, jadi datang ke sini,” kata dia.
Dalam suasana malam Natal, ia mengaku masih terkesan dengan pesan yang disampaikan Romo saat di gereja.
“Tadi pas Misa, Romo sempat singgung soal keluarga sebagai pusat refleksi iman. Itu kena banget di hati saya. Jadi, sekalian ajak lah anak-anak senang-senang,” kata Dendi.
Setelah pulang dari Bundaran HI, Dendi mengaku akan melanjutkan perayaan malam Natal dengan cara yang sederhana, namun bermakna.
“Habis ini rencananya mau makan malam keluarga saja. Enggak perlu mewah, yang penting kumpul lengkap. (Kado Natal) yang terindah, ya, kesehatan keluarga,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.