Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita Fristo: Kerja PP Cipanas–Jakarta, Sambil Raup Cuan Jastip Makanan Khas Puncak Megapolitan 13 September 2025

Cerita Fristo: Kerja PP Cipanas–Jakarta, Sambil Raup Cuan Jastip Makanan Khas Puncak
Tim Redaksi

KOMPAS.com –
Fristo Linanggeng (30), warga Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, sehari-hari menempuh perjalanan 85 kilometer pulang-pergi ke kantornya di Tebet, Jakarta Selatan.
Di sela rutinitas panjang itu, ia justru menemukan peluang usaha baru, yakni jasa titip (jastip) makanan khas Puncak yang kini menjadi sumber penghasilan tambahan.
Berawal dari sebuah konten media sosialnya yang viral hingga ditonton jutaan orang, Fristo mulai menerima permintaan warga yang menitipkan makanan khas Puncak, dari sate hingga camilan populer.
Dari iseng melayani tiga pesanan, kini ia bisa mencatat hingga 17 order dalam sehari.
“Awal mulanya kan dari salah satu konten aku yg FYP 2,1 juta. Lalu ada beberapa orang yang komen dan DM nanyain bisa jastip atau enggak? Tadinya iseng aja, ku terima 3 orang tapi ternyata beberapa hari kemudian yang minat banyak banget,” kata Fristo kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025).
Fristo mengaku awalnya tidak pernah terpikir akan menjalani usaha ini. Semuanya bermula dari sebuah konten di TikTok yang mendadak FYP hingga 2,1 juta tayangan.
Dari sana, banyak warganet yang menanyakan apakah ia bisa membantu membelikan makanan khas Puncak untuk dititipkan.
“Awal mulanya kan dari salah satu konten aku yang FYP 2,1 juta. Lalu ada beberapa orang yang komen dan DM nanyain bisa jastip atau enggak? Tadinya iseng aja, ku terima 3 orang, tapi ternyata beberapa hari kemudian yang minat banyak banget,” ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Meski tidak memiliki pengalaman berjualan, Fristo mulai belajar dari setiap pesanan yang masuk.
Ia juga menjalin relasi dengan sejumlah penjual makanan khas Puncak agar bisa mengakomodasi pesanan dalam jumlah besar.
“Jadi ya udah, aku mulai belajar jadi jastiper, mulai kenalan sama semua vendor oleh-oleh atau makanan yang paling sering dipesan agar mudah ketika melakukan pemesanan banyak ke depannya,” jelasnya.
Kini, Fristo bisa menerima hingga 17 pesanan dalam sehari. Semua pesanan yang masuk hampir selalu berupa makanan khas Puncak, mulai dari sate hingga camilan populer.
“Full makanan semua, mulai dari Sate Maranggi Sari Asih, Sate Kambing Hanjawar, Okeke, Gemblong Bu Juju, Duren Goreng Pasundan sampai Chocomory,” ungkapnya.
Uniknya, pelanggan Fristo bukan berasal dari lingkaran terdekat, melainkan orang asing yang mengenalnya lewat TikTok dan Instagram.
“Dari awal, pelanggan aku stranger semua. Mereka tau aku dari konten-konten aku di TikTok & IG,” katanya.
Di awal perjalanan, Fristo mengaku sering kewalahan karena harus menangani semua sendiri, mulai dari membalas pesan pelanggan, membeli pesanan, hingga mengirimkan ke tujuan.
Tak jarang, ia mengalami masalah seperti pesanan tertukar, ketinggalan, atau bahkan ada yang lupa dibeli.
“Pernah banget, pas awal-awal tuh aku kan ngerjain semuanya sendiri. Mulai dari chat, ngangkut, ngirim. Nah itu sering keteteran. Pernah pesanannya ketuker lah, ketinggalan di Puncak, ketinggalan di kereta bahkan ada yang lupa dibeli juga,” tuturnya.
Meski begitu, Fristo tetap menekankan pentingnya mendengarkan keluhan pelanggan.
“Ada komplain tapi ya kita harus akui dan terima juga, kan kita usahanya di bidang pelayanan ya. Jadi ya harus banget mendengarkan keluhan dari customer, sepahit apapun,” tambahnya.
Usaha jastip ini memang tidak dijalankan setiap hari, hanya di waktu tertentu. Namun, hasilnya cukup menjanjikan.
“Aku enggak buka setiap hari sih, hanya di hari-hari tertentu aja. Dan untuk penghasilannya per minggu alhamdulillah banget deh, sangat di luar ekspektasi,” ujar Fristo.
“Keluarga juga seneng dan mendukung aja, apalagi pas tahu nominal yang kita dapat. Ya asal tetap jaga kesehatan dan keselamatan karena jaraknya tuh jauh banget dan harus PP,” lanjutnya.
Ke depan, Fristo berharap usaha jastip yang dijalankannya bisa berkembang lebih besar. Ia bahkan memiliki mimpi untuk membuka lapangan kerja bagi orang-orang di sekitarnya.
“Mimpi ku sih saat ini aku berharap nantinya dengan usaha ini aku bisa membuka lowongan pekerjaan buat orang-orang di sekitar aku dan membantu banyak orang,” ungkapnya.
Bagi Fristo, usaha jastip bukan sekadar cara menambah penghasilan, melainkan juga proses pembelajaran yang ia nikmati.
“Aku sangat menikmati semua prosesnya, gagal dan berhasilnya aku sangat menikmati. Untuk ke depannya aku bakalan belajar lagi buat mempromosikan di sosmed agar lingkup orang yang tahu jasa ini lebih banyak. Syukur-syukur bisa menjadi top of mind warga Jabodetabek nantinya,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.