Jakarta –
Perang Kamboja dan Thailand masih belum reda. Pertempuran bahkan meluas ke daerah pesisir di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Dirangkum detikcom, Senin (15/12/2025), kabar mengenai perdamaian sebelumnya sempat disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia mengatakan Thailand dan Kamboja telah sepakat untuk menghentikan pertempuran di sepanjang perbatasan yang mereka sengketakan.
AFP memberitakan pertempuran terbaru antara negara tetangga di Asia Tenggara ini, yang berakar dari perselisihan yang telah berlangsung lama mengenai penetapan batas wilayah sepanjang 800 kilometer (500 mil) pada era kolonial, juga telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua sisi. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas kembali berkobarnya konflik tersebut.
“Saya telah melakukan percakapan yang sangat baik pagi ini dengan Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengenai kembali berkobarnya perang yang telah berlangsung lama di antara mereka,” kata Donald Trump di platform Truth Social miliknya.
Trump menyampaikan bahwa kedua negara setuju untuk menghentikan pertempuran. Selain itu, Kamboja dan Thailand juga disebut siap melanjutkan negosiasi perdagangan dengan AS.
“Mereka telah setuju untuk menghentikan semua penembakan mulai malam ini, dan kembali ke perjanjian perdamaian awal yang dibuat dengan saya, dan mereka, dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia yang hebat, Anwar Ibrahim,” katanya, merujuk pada kesepakatan yang dibuat pada bulan Juli.
“Kedua negara siap untuk perdamaian dan perdagangan berkelanjutan dengan Amerika Serikat,” kata Trump, seraya berterima kasih kepada Anwar atas bantuannya.
Perang Masih Berlanjut
Namun telepon dari Trump itu tak menghentikan begitu saja ketegangan Thailand dan Kamboja. Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul menyampaikan pasukan Kamboja telah menewaskan empat tentara mereka dalam serangan pada hari Sabtu (13/12).
PM Anutin pun membantah klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa gencatan senjata telah disepakati untuk mengakhiri pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Kekerasan antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini telah menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua belah pihak.
Setidaknya 24 orang tewas pekan ini, termasuk empat tentara Thailand yang menurut Kementerian Pertahanan Thailand tewas di daerah perbatasan pada hari Sabtu ini.
Kedua pihak saling menyalahkan atas kembali berkobarnya konflik, sebelum Trump mengatakan gencatan senjata telah disepakati.
Namun, PM Anutin mengatakan Trump “tidak menyebutkan apakah kami harus melakukan gencatan senjata” selama percakapan telepon mereka pada hari Jumat (12/12) kemarin.
Kedua pemimpin “tidak membahas” masalah tersebut, kata Anutin kepada wartawan pada hari Sabtu.
Perang Meluas
Di sisi lain, Thailand mengumumkan pemberlakuan jam malam di provinsi Trat bagian tenggara. Aturan jam malam ini diberlakukan karena pertempuran dengan Kamboja meluas ke daerah pesisir di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Dilansir Reuters, aturan jam malam ini diumumkan pada Minggu (14/12). Negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini telah beberapa kali kontak senjata tahun ini sejak seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan pada bulan Mei lalu.
“Secara keseluruhan, telah terjadi bentrokan terus-menerus sejak Kamboja kembali menegaskan keterbukaannya terhadap gencatan senjata pada hari Sabtu,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, dalam konferensi pers di Bangkok setelah mengumumkan jam malam.
Thailand menyatakan terbuka untuk solusi diplomatik. Namun, mereka mendesak Kamboja untuk menghentikan serangan dahulu.
“Kamboja harus menghentikan permusuhan terlebih dahulu sebelum kita dapat bernegosiasi,” katanya.
Pasukan Thailand pada hari Sabtu (13/12) mengatakan mereka telah menghancurkan sebuah jembatan yang digunakan Kamboja untuk mengirimkan senjata berat dan peralatan lainnya ke wilayah tersebut dan meluncurkan operasi yang menargetkan artileri yang telah dipersiapkan sebelumnya di provinsi pesisir Koh Kong, Kamboja.
Jam malam Thailand mencakup lima distrik di provinsi Trat yang berbatasan dengan Koh Kong, tidak termasuk pulau-pulau wisata Koh Chang dan Koh Kood. Militer sebelumnya telah memberlakukan jam malam di provinsi Sakeo bagian timur, yang masih berlaku.
Halaman 2 dari 3
(knv/knv)










