Abadikini.com, DENPASAR – Bencana banjir menerjang dua wilayah di Provinsi Bali, yaitu Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, pada Minggu (14/12) dini hari, sekitar pukul 02.00 Wita, setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Bencana hidrometeorologi basah ini mengakibatkan satu warga negara asing (WNA) meninggal dunia di Kota Denpasar.
Korban WNA berhasil dievakuasi petugas gabungan dan dibawa ke RS Prof. Ngoerah untuk proses identifikasi lebih lanjut. Sementara itu, sebanyak 165 orang sempat dievakuasi ke tempat aman. Pada sore hari, 145 orang telah kembali ke rumah masing-masing, sementara 20 lainnya mengungsi sementara di rumah tetangga terdekat.
Sebaran Dampak dan Data Korban Terdampak
Di Kota Denpasar, bencana melanda Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Selatan, dengan total 191 Kepala Keluarga (KK) terdampak. BPBD Kota Denpasar masih terus melakukan pendataan di lapangan.
Di Kabupaten Badung, dua kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Kuta Utara dan Kuta. BPBD Kabupaten Badung juga masih menghimpun data lengkap mengenai dampak di 3 desa dan 2 kelurahan yang terendam.
Meskipun banjir dilaporkan berangsur surut di Kota Denpasar pada sore hari, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa bibit siklon 93S masih menjadi atensi. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi hingga 18 Desember 2025.
Imbauan Kesiapsiagaan BNPB
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi basah lanjutan—seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan cuaca ekstrem—BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga.
Warga didorong untuk mengantisipasi potensi bahaya dengan:
Memantau informasi resmi cuaca dari otoritas pemerintah.
Mengakses portal inaRISK untuk mengetahui potensi risiko dan bahaya di sekitar wilayah masing-masing.
Kesiapsiagaan ini perlu ditingkatkan mengingat wilayah Indonesia, khususnya Bali, berada di puncak musim hujan dan dipengaruhi oleh keberadaan bibit siklon 93S.





