Bahaya Mengintai, 11 Tahun Jalan Beda Tinggi di Penjaringan Tak Kunjung Diperbaiki
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Jalan beda tinggi di Inspeksi Kali Duri, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi perhatian setelah video warga yang memperlihatkan mobil terperosok viral di media sosial beberapa hari lalu.
Dalam video yang beredar di akun Instagram @jakarta.terkini, terlihat dua mobil terperosok akibat kondisi jalan yang licin saat hujan. Warga kemudian bergotong royong membantu mobil-mobil tersebut agar bisa kembali ke permukaan jalan.
Berdasarkan pengamatan
Kompas.com
di lokasi, jalan sepanjang sekitar 500 meter di samping Kali Duri ini memiliki lebar sekitar empat meter.
Dua meter telah ditinggikan sekitar 40 sentimeter, sementara dua meter lainnya masih rendah, bergelombang, dan banyak yang rusak. Kondisi ini membuat jalan rawan kecelakaan, bahkan hampir setiap hari memakan korban.
“Kalau jatuh mah sekitar 50 lebih lah mobil yang sering jatuh,” ujar Andi (52), salah satu warga, Kamis (23/10/2025).
Ketua RW 16 Penjaringan, Eko Hariyanto (58), mengatakan proyek peninggian jalan ini dimulai pada 2014 saat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Duh ini dibangun udah dari zaman Bapak Ahok. Dulu ini kan dibangunnya sebelah-sebelah, jadi sebelah sana dulu karena enggak ada halangannya apa-apa,” ungkap Eko.
Jalan beda tinggi ini merupakan sambungan dari Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit, yang juga mangkrak.
Seharusnya, jika proyek JLNT dan jalan beda tinggi ini selesai, rute tersebut bisa menjadi alternatif nyaman bagi pengendara menuju PIK, Pluit, hingga Bandara Soekarno-Hatta.
Eko menduga mangkraknya proyek karena pendanaan menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR), bukan APBD.
“Dengar-dengar jalanan ini dibiayai sama CSR, bukan pemerintah, karena ini jalanan tembus ke By Walk Pluit Apartment. Sekarang mangkrak dan belum dibenahi,” tutur Eko.
Warga dan pengurus RW telah berkali-kali mengajukan permohonan agar proyek ini dilanjutkan, namun hingga 2025 jalan tetap mangkrak.
“Bukan sering protes lagi, udah jenuh, enggak ada yang ditanggapi, percuma,” ujar Andi. Ia menambahkan, warga bahkan tak lagi berharap perbaikan dilakukan pemerintah.
Meski mangkrak, jalan beda tinggi ini ternyata membantu menahan air rob.
“Bagusnya jalan ditinggiin biar enggak banjir, kalau enggak ditinggiin air robnya lebih tinggi lagi masuk sini,” ujar Eko.
Jalan ini berada persis di samping Kali Duri yang memiliki tanggul setinggi 20 cm. Sebelum jalan ditinggikan, air rob kerap meluap ke rumah warga. Namun, sejak ada jalan beda tinggi, jumlah air yang masuk ke rumah relatif lebih sedikit.
Meski demikian, warga menghadapi dilema. Jika proyek peninggian dilanjutkan, rumah-rumah yang lebih rendah dari jalan berpotensi lebih rawan banjir karena pembuangan air tidak ada.
“Berfungsi untuk menahan air rob juga, cuma kalau ditinggiin sebelahnya lagi, warga lebih rendah rumahnya dari jalanan, kalau lebih rendah begitu kan lebih memungkinkan kena banjir pas ujan, karena pembuangannya enggak ada gotnya, jadi plus dan minus,” tambah Eko.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Bahaya Mengintai, 11 Tahun Jalan Beda Tinggi di Penjaringan Tak Kunjung Diperbaiki Megapolitan 24 Oktober 2025
/data/photo/2022/02/25/6218c81795c83.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)
/data/photo/2025/12/03/692f8e5b742c8.jpg?w=250&resize=250,140&ssl=1)


/data/photo/2025/12/02/692e5e1fc54fe.jpeg?w=250&resize=250,140&ssl=1)

/data/photo/2025/12/06/69342da64f7be.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2023/06/30/649e60ba08ed5.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69341f9033588.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/12/06/69340c90d8e99.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
/data/photo/2025/08/09/6896da5e4748b.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)