Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bahasa Indonesia Resmi jadi Program Studi di Universitas Al-Azhar Mesir

Lebih lanjut, dia menyampaikan slogan perjuangan kedaulatan bahasa Indonesia ‘Bangga lahir dan mati dengan Bahasa Indonesia’.

Dalam pidatonya, Abdul Mu’ti menekankan bahwa kemajuan sebuah bangsa tidak cukup diukur dari kecukupan materi saja, namun juga kesehatan spiritual masyarakatnya.

“Karena banyak negara maju di Barat yang mengalami kehampaan spiritual, meski secara material, termasuk negara dengan tingkat kesejahteraan tinggi,” ucap dia.

“Banyak survei menunjukkan bahwa negara-negara yang dikenal sebagai welfare state memiliki masyarakat yang belum tentu bahagia,” sambung Mu’ti.

Ia mencontohkan Jepang sebagai negara maju dan modern, tetapi tetap menghadapi persoalan sosial dan ketidakpuasan hidup di masyarakat. Kini banyak lembaga internasional mulai memikirkan kesejahteraan manusia yang lebih utuh, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari dimensi sosial dan spiritual.

“Orang yang memiliki pegangan agama cenderung menjalani hidup lebih bahagia dibandingkan mereka yang tidak memiliki landasan spiritual,” terang dia.

Abdul Mu’ti juga melihat adanya tren meningkatnya kesadaran spiritual di berbagai negara, termasuk di kawasan yang sebelumnya dikenal antiagama. Jumlah penduduk dunia yang menganut ateisme dan agnostik kini terus menurun, menandakan perubahan pandangan global mengenai nilai keagamaan.

“Karena itu, pendidikan Indonesia harus mampu melahirkan generasi yang lebih unggul dari masa kini dan lebih baik dari masa lalu, tidak hanya kompeten dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengamalkan nilai moral, etika, dan spiritual, termasuk ajaran Al-Qur’an,” tutup Mu’ti.