Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Antrean di Bantargebang Telan Korban Lagi, Sopir Truk Sampah Meninggal Diduga Kelelahan Megapolitan 20 Desember 2025

Antrean di Bantargebang Telan Korban Lagi, Sopir Truk Sampah Meninggal Diduga Kelelahan
Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com
– Duka kembali menyelimuti para pekerja pengelolaan sampah di Jakarta.  Setelah sebelumnya
sopir truk sampah
Yudi (51) meninggal, seorang sopir truk sampah lain bernama Kame (50) mengembuskan napas terakhirnya.
Sama seperti Yudi, Kame diduga meninggal diduga akibat kelelahan setelah berbulan-bulan harus mengantre belasan jam untuk membuang sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
“Intinya sih karena kecapean atau kelelahan,” ucap rekan korban sesama sopir truk, Ian (bukan nama sebenarnya, 50) ketika dihubungi
Kompas.com
, Sabtu sore.
Kame meninggal dunia pada Sabtu (20/12/2025) pagi. Rekan korban sesama sopir truk, Ian menduga kelelahan berat menjadi penyebab utama meninggalnya Kame.
Menurut Ian, dalam tiga bulan terakhir Kame nyaris tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Antrean pembuangan sampah di
TPST Bantargebang
kerap mencapai 12 hingga 13 jam, membuat para sopir harus bekerja hampir tanpa jeda.
“Jadi rute kerjanya dia dari sore aktivitas buang ke Bantargebang, dari sore itu baru kebuang pagi jam 06.00 WIB atau 07.00 WIB,” sambung Ian.
Usai membuang muatan sampah sekitar pukul 07.00 WIB, Kame kembali ke kawasan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk kembali mengangkut sampah.
Waktu istirahatnya hanya ada saat menunggu truk kembali penuh, sebelum ia harus kembali ke Bantargebang dan mengantre selama berjam-jam.
Ian menyebut, pola kerja seperti itu berlangsung terus-menerus selama berhari-hari. Akumulasi kelelahan membuat kondisi fisik Kame semakin menurun.
Pada Rabu (17/12/2025), Kame sempat memutuskan pulang ke kampung halamannya di Indramayu. Ia ingin menghadiri pernikahan anaknya yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (24/12/2025).
Namun, setibanya di kampung halaman, kondisi tubuh Kame sudah mulai terasa tidak sehat. Meski demikian, menurut Ian, Kame tetap memikirkan pekerjaannya di Jakarta.
“Jumat pagi pun sempat menanyakan pengemudi yang
back u
p lokasinya gimana armada sudah nyampe belum dari Bantargebang,” tutur dia.
Tak lama setelah itu, kondisi Kame menurun drastis hingga akhirnya dibawa keluarganya ke rumah sakit.
“Setelah itu, sakit dan langsung meninggal, meninggalnya pagi ini Sabtu,” ucap Ian.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.