Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Anggota DPRD Jabar Tekankan Kesiapsiagaan Bencana melalui Sistem Peringatan Modern

Kondisi lingkungan memegang peranan krusial dalam menentukan tingkat risiko bencana, khususnya banjir dan longsor.

Penurunan kualitas lahan resapan air, hilangnya vegetasi, dan berkurangnya kawasan lindung akibat aktivitas manusia secara langsung menurunkan kemampuan alam untuk menahan dan menyerap air hujan.

Akibatnya, saat hujan deras melanda, air tidak tertahan di hulu, meluncur lebih cepat ke hilir, dan meningkatkan potensi banjir di pemukiman dan area pertanian.

“Kerusakan lingkungan ini salah satunya akibat campur tangan manusia. Lahan lindung yang hilang membuat kapasitas dasar menyerap air hujan menurun. Ini juga harus jadi perhatian kita,” ujar Rizky

Upaya mitigasi bencana yang efektif harus dimulai dari penguatan ekosistem alami, termasuk pemulihan lahan resapan, penanaman kembali vegetasi yang hilang, dan perlindungan kawasan lindung dari alih fungsi lahan ilegal.

Selain itu, strategi ini harus dibarengi dengan pengawasan yang konsisten serta regulasi yang ketat untuk mencegah degradasi lingkungan lebih lanjut.

Partisipasi masyarakat juga menjadi faktor penentu keberhasilan mitigasi. Keterlibatan warga dalam menjaga dan merawat lingkungan, misalnya melalui program reboisasi, pemeliharaan sungai, dan pengelolaan sampah yang tepat, akan membantu meningkatkan daya serap tanah dan menurunkan risiko banjir.

Dengan kombinasi perbaikan lingkungan, kebijakan yang tegas, dan keterlibatan aktif masyarakat, tekanan terhadap ekosistem dapat dikurangi, sehingga risiko bencana dapat ditekan secara signifikan dan keberlanjutan lingkungan dapat lebih terjaga.